Monday, April 25, 2016

CV. SOULMAKS CREATIVE Shared Motivation in Journalism


CV. Soulmaks Creative mendapatkan kesempatan berbagi kepada para kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melalui kegiatan Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh HMI Komisariat FKG UNHAS (23/4).
CV. Soulmaks Creative got a chance to share Motivation in Journalism for the cadres of the Islamic Students Association (HMI). It was organized by the commitee of Journalism Training of HMI  FKG UNHAS (April 23, 2016).



Rahmiana Rahman, mewakili founder CV. SOULMAKS Creative dalam sharing memaparkan bahwa yang dibutuhkan seorang jurnalis bukan hanya kemampuan untuk menulis, tetapi juga untuk menganalisis dan memberikan persepsi. Pada akhirnya, tujuan mulia seorang jurnalis adalah mencerahkan masyarakat.
As on of six founders of CV. SOULMAKS Creative, I shared that a journalist does not only need to write, but also to analyze and give the perception. Ultimately, the journalist’s  goal is to enlighten the public.





Friday, April 22, 2016

Kartini Abad 21, Harmonisasi dan Bumi

Sebuah Refleksi Hari Kartini dan Hari Bumi

Stella, saya tahu jalan yang hendak saya tempuh ini sukar. Banyak duri dan halangannya. Begitu pula banyak lubangnya. Jalan itu berbatu serta berliku-liku. Jalan itu belum dirintis. Dan biarpun saya tidak beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan perasaan bahagia sebab jalannya telah dirintis.
(Kutipan Surat Raden Ajeng Kartini kepada Stella, salah seorang teman korespondensinya).

Melihat salah satu kutipan surat diatas, seyogyanya menggelitik ketika peringatan hari lahir Kartini hanya dimaknai dengan peragaan pakaian adat tradisional ataupun beraneka ragam perayaan yang bermakna seremonial belaka. Padahal, sumbangsih yang diberikan oleh salah satu pahlawan nasional ini adalah pemikiran yang dituangkan dalam argumentasi sebagai isi surat-suratnya. Argumentasi yang berupa gagasan untuk terlepas dalam penjara patriarki sehingga perempuan dan laki-laki mendapatkan kesempatan yang sama, khususnya pendidikan.

Perjuangan yang dilakukan Kartini, pun dengan para pahlawan perempuan Indonesia lainnya seperti Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Dewi Sartika atau Rasuna Said, menunjukkan jalan terang dalam membuka cakrawala dan kesempatan dalam ranah yang disebut keadilan. Perjuangan inilah yang mengantarkan banyak perempuan memperoleh kesempatan yang sama dalam banyak hal, misalnya pendidikan, pekerjaan, sosial maupun lingkungan. Yang menjadi pertanyaan besar, apakah kesempatan itu sekarang benar-benar sama? Tentu saja belum. Tapi, Kartini seyogyanya tetap bahagia karena jalan yang telah dirintisnya sudah terbuka, sesuai dengan isi suratnya kepada Stella.

Ada dua faktor dalam era postmodernisme ini yang menyebabkan keadilan  itu belum seutuhnya berpihak pada perempuan. Pertama, dominasi sistem top-down yang menghegemoni kepentingan menutup akses sistem bottom-up sebagai salah satu ciri demokrasi yang diagung-agungkan. Kebanyakan pengambil kebijakan masih menganggap bahwa perempuan adalah second sex yang mengikuti semua keputusan yang telah disepakati. Kesempatan yang diberikan belum sepenuhnya terbuka secara lebar. Perspektif inilah yang menutup pintu keadilan itu.

Kedua, kesempatan yang tidak bersambut. Hal ini ditujukan untuk para perempuan. Kesempatan yang ada bisa saja dilihat dari kaca mata yang lebih luas. Banyak pintu terbuka, entah berupa celah sempit atau pun luas, yang belum dilihat secara jeli. Disinilah, kemampuan sebagai perempuan harus ditonjolkan , apalagi untuk keluar dalam paradigma apatis, hedonis dan pragmatis. Perempuan harus menunjukkan kemampuannya dalam banyak hal, sehingga mata dunia bisa terbuka, ini loh kami, para Kartini Abad-21.

Kemampuan perempuan dalam banyak hal itu, misalnya terjawantahkan dalam bidang lingkungan. Salah satunya adalah menjaga bumi sebagai sebagai tempat yang harus terpelihara sehingga memungkinkan manusia untuk “menumpang” lebih lama lagi.

Pada sebuah kesimpulan penelitian berjudul Gender dan Konservasi Sumber Daya Alam di Lembang Turunan, Kabupaten Tana Toraja yang ditulis oleh Novaty Eny Dungga, mengungkap bahwa kearifan perempuan dalam pemanfaatan sumber daya alam, terutama di dalam rumah tangga menjadi sangat dominan. Pergeseran peran sudah mulai terlihat di kalangan masyarakat di Lembang Turunan. Hal ini diharapkan dapat memberi ruang yang lebih luas pada peluang kerjasama antara perempuan dan laki-laki. Prinsip ma’bage rata dalam masyarakat Toraja di sini sangat berarti dalam mempertahankan kelestarian sumber daya alam di daerah tersebut.


Hasil penelitian ini menjadi sebuah contoh bahwa untuk memperoleh keadilan, tidak hanya di bidang pengelolaan sumber daya alam tapi dalam arti yang lebih luas, kesempatan itu harus ada dan banyak, antara perempuan dan laki-laki, demi sebuah harmonisasi dalam banyak hal, termasuk untuk menjaga bumi. 

Thursday, April 21, 2016

Nowen, Bahagia Selami Potensi Pariwisata Bahari Aceh sampai Papua

Tentang seorang sahabat yang mencintai aktivitas diving.


Nowen, penyelam yang tak sekadar menyelam (Doc.: Nowen)
“Salah satu pengalaman luar biasa yang saya dapatkan selama menyelam adalah mengikuti upacara bawah laut 17 Agustus 2015 bersama Gubernur Maluku di Tapal Kuda, Teluk Ambon bagian luar,” tutur Nowen, seorang sahabat yang mencintai aktivitas diving.

Saya ingat dia selalu sumringah menceritakan aktivitas diving yang hampir setiap akhir pekan dilakukan bersama teman-teman di Pattimura Diving Society (Padis). Padis merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Pattimura yang mengakomodir minat dan bakat mahasiswa dalam bidang pelestarian bahari.

Gaya bicaranya yang penuh dengan semangat mampu membawa saya berpetualangan menuju kedalaman laut, menyelami potensi pariwisata bahari mulai dari daerah kawasan Indonesia barat hingga timur. Dari Aceh hingga Papua. Semuanya indah. Dari ceritanyalah, saya mengetahui bahwa berada di dasar laut seolah berada di dunia lain yang menawarkan berbagai keseruan. Keseruan bermain bersama hiu, menikmati pemandangan terumbu karang, melihat tiger shrimp dan nudibranch.

“Dengan menyelam, saya bisa melihat betapa luar biasa karya Tuhan sehingga tak ada alasan untuk tak bersyukur. Selain itu saya bisa bercengkrama dengan masyarakat pesisir yang begitu bersahaja dalam kesederhanaan,”  sambungnya dengan penuh semangat. Itulah Nowen, penyelam yang tak hanya sekadar menyelam. Dia melakukan aktivitas diving bukan hanya sekadar bersenang-senang, tetapi juga memahamkan dirinya tentang potensi pariwisata bahari di Indonesia.
keindahan bawah laut Bumi Seribu Pulau (Doc: Nowen)
save our coral (Doc. : Nowen)
2 bocah menikmati keindahan pantai Iboy di Sabang (Doc. : pribadi)
Dari ceritanya pulalah saya mengetahui berbagai peran para penyelam dalam mengkampanyekan potensi bahari Indonesia. Tentu saja potensi bahari itu tak akan diketahui jika tak ada orang yang melihatnya di dasar laut bukan? Di satu sisi, masyarakat pun sangat potensial untuk diajak bekerjasama. Jika masyarakat sudah bersatu, didukung oleh regulasi pemerintah yang berpihak pada masyarakat, tentu hasil yang diperoleh akan maksimal.
* * *
Nowen tak sendiri. Saya yakin banyak pemuda sepertinya yang peduli pada potensi bahari sebagai wujud kontribusi pada bangsa ini.

Keyakinan itu terbukti. Saya bertemu 525 pemuda dari 23 provinsi di Indonesia, berdasarkan data dari tribunmakassar.com, seperti Nowen yang mencintai bahari. Saya bertemu mereka saat mengikuti Pelayaran Nusantara (Pelantara) III dengan rute pelayaran Jakarta-Surabaya-Makassar-Balikpapan-Batu Berau-Kwandang-Gorontalo-Balikpapan-Makassar-Surabaya-Jakarta. Selama berlayar mereka melakukan berbagai diskusi tentang potensi bahari di pelbagai provinsi di Indonesia. Selain diskusi, beberapa kali mereka juga mengadakan snorkling, diving dan penanaman pohon untuk mencegah abrasi laut di Makassar. Itulah mereka, para pemuda yang “menguasai lautan.” Penguasaan ini akan membuat negara kita besar dan kuat, seperti Bung Karno pernah katakan.

Bahwa tradisi kuno kita ialah, agar kita menguasai lautan, bahwa negara kita hanya bisa menjadi besar dan kuat jikalau ada persatuan perhubungan penguasaan yang mutlak atas lautan, (Bung Karno, 16 Januari 1961 dalam Taum: 2013)

Penguasaan akan laut dan segala potensi didalamnya sebaiknya diperhatikan secara maksimal. Untuk itu tentu dibutuhkan pemahaman konsep kebaharian. 

Yoseph Yapi Taum dalam makalahnya berjudul Berbagai Mitos tentang Laut: Mengungkap Konsep Bahari Bangsa Indonesia (2013) mengemukakan bahwa jika kita cermati berbagai mitos dan cerita rakyat tentang laut, kita dapat menyimpulkan secara tegas bahwa bangsa Indonesia memang bangsa bahari. Pelbagai cerita rakyat di kawasan Indonesia timur bahkan menunjukkan bahwa laut adalah pemberi kehidupan yang paling utama (suku Bajao, suku Lamalera, dan suku Sasak). Semasa jayanya Kerajaan Majapahit, Nusantara merupakan sebuah kesatuan maritim dan kerajaan laut terbesar di antara bangsa-bangsa beradab di muka bumi.

Kekayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari pun dikemukakan oleh Prof. Dr. Yusni Ikhwan Siregar dalam makalahnya yang berjudul Menggali Potensi Sumber Daya Laut Indonesia. Siregar (2015) mengemukakan bahwa potensi kelautan Indonesia diperkirakan 1,2 triliun USD, yang dapat menyerap 40 juta tenaga kerja. Dari potensi tak tereksploitasi (sleeping potency), kontribusi seluruh sektor kelautan (11 sektor) terhadap PDB Indonesia terhitung 20%. Potensi dan kekayaan laut tersebut meliputi potensi produk langsung seperti perikanan dan produk tak langsung seperti pariwisata bahari yang mampu menghasilkan US$ 2.000.000.000/th (Depbudpar:2000 dalam Siregar :2015)
* * *
Pemanfaatan potensi bahari tak akan terlepas dari peran para penyelam yang tak sekadar menyelam seperti Nowen. Nowen yang mencintai aktivitas diving dan selalu semangat menceritakan keindahan bahari khususnya bawah laut yang ditemuinya Seperti kemarin (21/4), dia kembali bercerita tentang potensi bahari di Seram Bagian Timur dan Papua.

“Kenapa kamu suka bercerita tentang laut?” saya pun menanyainya kemarin sore.
“Harapan saya selalu bercerita sederhana. Semoga semakin banyak orang yang menyadari potensi kekayaan laut Indonesia dari Aceh sampai Papua, dari Sabang sampai Merauke yang merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia.¹ 
* * *

¹Prof. Dr. Yusni Ikhwan Siregar mendefinisikan Marine Mega-Biodiversity sebagai kekayaan laut Indonesia yang memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species yang berasosiasi dengan ekosistem terumbu karang . 


Wednesday, April 20, 2016

Ide dari Sebuah Kopdar (Tentang @sigimks)


Niat itu mesti baik, biar bisa bertemu dengan orang-orang baik.

Ini tentang pengalamanku yang awalnya hanya mempunyai niat untuk berbagi. Niat itu mengantarku mengenal beberapa orang di Pulau Jawa di tahun 2011 yang juga ternyata mempunyai niat yang sama dan akhirnya membuat sebuah gerakan yang merupakan gerakan kepedulian sosial dan kemandirian ekonomi dari hal-hal kecil dan sederhana.
* * *
Sebelum bulan September 2012
Derap langkah terdengar memenuhi lantai 1 di kost Fathe’ saat Adri, orang terakhir yang kami tunggu petang itu, akhirnya datang. Kami berempat, ditambah Ratih dan saya memulai pembicaraan tanpa canggung, karena memang sebelumnya kami sudah “bertemu” di  facebook group sebuah komunitas pencinta buku.

Hari itu adalah kopdar pertama kami yang langsung berbuah ide. Ide yang menjadi hadiah untuk kami berempat. Ide itu adalah membuat sebuah project berbagi yang merupakan hadiah batiniah yang tidak ternilai dipikiranku. Tidak hanya itu, project berbagi itu pun kami sepakati menggunakan nama komunitas Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi), sebuah gerakan yang di tahun 2011 sudah ingin kugerakkan di Makassar, dan baru terealisasi setelah pertengahan 2012. Bersama mereka, 3 orang lainnya yang awalnya hanya bertemu di dunia maya.

Ide saat kopdar itu pun simpel. Berbagi sepatu. Ketika kita bingung dimana, Ratih pun memberi usulan di Panti Asuhan An-Nur Rahmah di Kabupaten Takalar yang memang Ratih ketahui kondisinya. Saat itu juga kami pun mencoba membuat draft proposal dengan nama kegiatan “Bersama Berbagi Semangat”  dengan tema “Merangkai Mimpi dalam Bingkai Kebersamaan”

Pertemuan beberapa jam itu pun berakhir dengan pekerjaan rumah untuk kami berempat. Menyelesaikan draft proposal tersebut.
* * *
Setelah beberapa hari draft proposal tersebut selesai. Dibawahnya, kutambahkan beberapa catatan, lalu kukirimkan kepada Adri, Fathe dan Ratih *:
1.    Sedikit curhat, semalam waktu pulang dari warkop, eh mungkin otakku lagi ngalor-ngidul sampai2 ada beberapa data yang terhapus, dan di recycle bin pun ku hapus. Ternyata salah satunya adalah file pdf proposal SIGi. So, untuk tema, masih sama kok sesuai usulku, tapi aku lupa di proposal itu aku sarankan apa yah….(^_^)
2.    Jika ingin konfirmasi lagi, sms aja yah…
3.    Ingatkan aku, kamis pagi mau buka rekening BNI u/SIGi, tapi nggak apa2 pakai namaku kan? Nanti ATM Rekening bisa di pegang oleh bendahara kok…tapi tidak usah aku jadi bendaharanya, hehehe…Ingatkan yah de…soalnya aku pelupa level 3.
4.    Setelah di Takalar, Insya Allah kita akan bikin “proyek2 berbagi” lagi kok…Ingat saja, semakin banyak berbagi, semakin banyak yang kita peroleh..So Keep Sharing (^_^)
* * *
Finally, proposal project berbagi pun selesai. Setelah selesai, sepertinya saat itulah kami mulai share tentang rencana kegiatan di Takalar. Disitu pulalah awal “menjebak” SIGiers yang sampai saat ini telah menjadi keluarga bagiku, bagi kami berempat.

Meski pada awalnya kegiatan yang direncanakan terlaksana di tanggal 4 Oktober 2012, dan baru terlaksana di tanggal 3 November 2012, Project Berbagi (PB) 1 terus memberikan makna bagiku tentang niat baik yang akan mengantarkan kita bertemu dengan orang-orang baik.

* * *
#MariBerbagi
#BerbagiTidakMembuatRugi
#SIGiMakassar

SOULMAKS Creative Talk "Ideas To Be YSEALI Professional Fellows in USA"

CV. SOULMAKS Creative mengadakan Creative Talk dengan tema “Ideas to be YSEALI Professional Fellows in USA.” Kegiatan yang dilaksanakan pada hari senin (18/4) di Digital Innovation Lounge Makassar ini disambut  semangat oleh para partisipan yang datang

CV. SOULMAKS Creative organized Creative Talk with a theme "Ideas to be YSEALI Professional Fellows in the USA." The event was held on Monday (18/4) at Digital Innovation Lounge Makassar. 

Melalui Creative Talk ini, Enggi Dewanti dan Rahmiana Rahman sebagai alumni program bercerita tentang pengalaman selama 6 minggu internship di Amerika Serikat. Mereka berdua juga berbagi tentang cara aplikasi dan tips untuk bisa lolos di program yang dibiayai penuh oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat ini.
In this Creative Talk, Enggi Dewanti and Rahmiana Rahman as alumni of the program shared their experiences during a 6-week internship in the United States. They both also shared the appplication process and tips on how to pass program which is fully funded by the Embassy of the United States
Para partisipan yang hadir merasa senang bisa hadir di kegiatan ini sehingga memahamkan dia tentang program ini. Mereka pun berharap acara Creative Talk serupa tetap digelar dengan tema yang berbeda-beda.
The participants were delighted to come because they knew more about the YSEALI Programs. They also hope similar events will be held  with different themes.


Friday, April 15, 2016

Menuliskannya Pun Aku Bahagia : "Happy Birthday Ringgo"

Ada jarak yang mengajarkanku untuk tentang pertemuan yang tidak sering tapi ikatan yang tidak patah. Ini jadi alasanku menuliskan ini sebagai ucapan “Happy Birthday Ringgo.”


Jika kamu di Kota Daeng ini, mungkin kita akan mengatur janji untuk meet up sekadar berbagi suka cita, tertawa bersama bahkan menyusun impian-impian terbaru seperti yang biasa kita lakukan. Tapi, lagi-lagi jarak mengharuskan kita untuk menyusun waktu temu yang akan lebih berkualitas. Tenang saja, aku selalu bahagia dengan jarak. Aku pun banyak belajar tentang jarak yang menguatkan, bahkan sangat menguatkan.

Ringgo, entah sejak kapan aku memanggilmu dengan nama ini, nama yang cukup jauh dari nama lengkapmu NURFITRINI RAMADHANI. Seingatku sejak kita sama-sama berada di masa undergraduate sampai graduate, masa dimana kamu banyak membantuku dalam berbagai hal, yah terlalu banyak meski hanya berbalas “terima kasih.” Tapi itu sudah cukup bagimu, karena sifat dan perangaimu yang memang tanpa pamrih. Teruslah begitu, apalagi dengan usia yang bertambah ini.



Ringgo, kebersamaan denganmu mengajarkanku berbagai hal dan menikmati berbagai cerita. Meski kini, aku tidak tahu lagi apa masih bisa punya kesempatan menikmati pergantian tahun baru bersama dengan cara menyusun daftar impian (dream lists) tahunan bersama, membuat kegiatan komunitas, atau mengunjungi rumahmu dan bercerita sepuasnya saat aku dalam keadaan “galau” level maksimal, tapi yang aku tahu kamu selalu siap membantuku dengan caramu, seperti yang selalu kamu lakukan.

Ringgo, menuliskan ini aku bahagia, “Happy Birthday Ringgo.” Tulisan ini pun terkirim bersama rapalan doa semoga suka cita selalu mengitarimu, impian senantiasa teraih olehmu serta doa-doa terbaik di pertambahan usiamu.

Untukmu yang saat ini di Palangkaraya
HAPPY BIRTHDAY RINGGO
Makassar, 15 Mei 2016

Wednesday, April 13, 2016

SIGi Makassar Berbagi di Youth Talk

Sharing Session of SIGi Makassar for Youth Talk
Diundang menjadi salah satu narasumber dalam sesi Youth Talk (Bincang Pemuda)  sebagai salah satu rangkaian kegiatan Bright Up Your Future merupakan bagian dari berbagi (sharing) yang saya lakukan pekan lalu (9/4).

I was invited to be one of the speakers in the session of Youth Talk (April 9,2016) . It was one of activities at  Bright Up Your Future.

Sebagai narasumber pertama, Nana Narundana selaku MC sesi tersebut memberi saya waktu 5 menit untuk presentasi. Selama 5 menit tersebut, saya pun bercerita bagaimana para inisiator SIGi Makassar (selain saya, ada Munadry Aslam, Fatmawadi Samad dan Ratih Laenk) yang sebelumnya hanya saling kenal melalui dunia maya, kemudian sepakat bertemu dan akhirnya sepakat membuat Project berbagi (PB) 1 di Kabupaten Takalar dengan menggunakan nama Komunitas SIGi Makassar.
As the first speaker, Nana Narundana as Master of ceremony gave me  5 minutes to share activities of SIGi Makassar. At first, I shared how I met with 3 other inisiators (Munadry Aslam, Fatmawadi Samad and Ratih Laenk) who previously knew each other  through social media, then agreed to meet and arranged “Project Berbagi” as the first activity of SIGi Makassar.

Tuesday, April 5, 2016

Menikmati Liburan Di ”Ambon Manise” (Part 6 of 6)

Enjoying Holiday in ”Ambon Manise”

Catatan untuk para sahabat (A Note for my Friends)

Halo Kalian (^_^) , 
Hai Guys

Apa kabar kalian? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan dan tetap berkarya dengan cara masing-masing.

How are you? Hope you are always in God's protection. Keep working with each other's way.


Perjalanan seminggu yang lalu membuatku punya banyak cerita. Selain mengenal tempat-tempat baru yang kalian tunjukkan, saya pun punya kesempatan bertemu kalian, para sahabat yang sudah lama tidak bersua, saling menyapa kembali di sela kesibukan. Saya punya kesempatan mendapatkan sahabat-sahabat baru yang mengisi hari dengan canda selama perjalanan.
The last week journey made a lot of stories. Besides knowing new places that you showed, I also had a chance to meet you guys, the friends who have not met for long time. In addtion,  I had a chance to get new friends who filled jokes during my journey.
amazing team for Salahutu (^_^)

with Kak Pahlewa


Perjalanan selama beberapa hari di bulan Maret mengantarkanku bisa menemui Kak MR. Pahlewa, sahabat yang juga sudah kuanggap sebagai seorang kakak, bisa membuatku mendengar suara  dan menerima pesan berkali-kali dari Ai dan Dedi karena mereka berada di tempat yang jauh dari Kota Ambon. Perjalanan ini pula mengantarkanku mengenal para sahabat baruku, Nowen, Mato, Bang Ir dan para sahabat dari Pattimura Diving Society (PADIS), Chalid (MAHUPALA UNPATTI), sahabat-sahabat dari MATEPALA UNPATTI, Sani dan para sahabat dari KPA KONSINA, Ipul, Hammock, Raincoat, Bang Idham, Perak, Perunggu, Baim, Niki dan sahabat lainnya dari Mapala KEWANG Pertanian Unpatti, Ari dari KPA PALAHI, Uphenk dari KPA JAM MASIWANG, Dede dan 2 saudaranya, Irma sahabatnya Ipul, dan Kak Fadil.
Several days for traveling in March led me to meet Kak MR. Pahlewa, a friend who also older brother for me, I also could hear the voice and received many messages from  Ai and Dedi who were far away from the city of Ambon. This journey also led me to know some new friends. Nowen, Mato, Bang Ir and friends of Pattimura Diving Society (Padis), Chalid (MAHUPALA Unpatti), friends of MATEPALA Unpatti, Sani and friends of KPA  KONSINA, Ipul, Hammock , Raincoat, Bang Idham, Silver, Bronze, Baim, Niki and others friends of Mapala Kewang  Unpatti, Ari from KPA PALAHI, Upenk from KPA JAM MASIWANG, Dede and his sisters brother, Irma (Ipul’s friend) , and Kak Fadil.
in front of PADIS' secretariat
with friends at Matepala


with Sani
MAPALA KEWANG
MAPALA KEWANG
ala sampul album
MAPALA KEWANG

with PADIS
 Last but not least, saya bisa bersua dengan Miss Ambon, sahabat sesama Alumni Pertukaran Pemuda Indonesia-Malaysia tahun 2014.
Last but not least, I had great opportunity to have small reunion with Miss Ambon, Maluku representative for Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program 2014.
with Miss

* * *
Perjalanan yang terlalui menuai rindu. Rindu pada kelakar, gelak tawa dan pada nyanyian kalian. Biarkalan semuanya akan tetap hidup sebagai kenangan indah. Terima kasih untuk semuanya. Semoga ada waktu bisa bersua dan menikmati kekayaan alam yang Tuhan telah berikan.
I will miss this journey. I will also miss the banter, the laughter and the singing of you guys. Let all of them will be wonderful memories. Thank you for everything. Hopefully, we will have another great time to meet and enjoy the natural resources that God has given.

The End