Sunday, May 1, 2016

Hutan Berkurang, Manusia Sengsara


Kelak, masihkah ada hutan yang bisa dinikmati oleh generasi setelah kita?

Indonesia yang memiliki 1.148.400 kilometer persegi hutan tropis merupakan terbesar di Asia-Pasific  (Tun Kelana Jaya).  Sayangnya, kekayaan hutan itu sedikit demi sedikit hilang. Laporan Green peace menyebutkan bahwa kerusakan hutan di Indonesia adalah kerusakan hutan tertinggi di dunia. Data Forest Watch Indonesia tahun 2003 pun menjelaskan bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia saat ini telah mencapai 2,4 juta hektare pertahun. 

Laju kerusakan hutan di angka yang tinggi tersebut menyumbang 20% polusi pemanasan global diakibatkan oleh terhambatnya penyerapan kembali CO2.¹  Pemanasan global pun pada akhirnya menjadi satu peristiwa yang tidak bisa dielakkan yang mempengaruhi kondisi iklim di bumi. Badai yang menghancurkan, gelombang air pasang, tsunami dan kelaparan akibat kekeringan akan terus berlanjut meskipun usaha-usaha untuk mengendalian polusi dan kerusakan lingkungan telah dilakukan. Bumi berusaha terus eksis dengan melakukan perbaikan alami, tetapi kita manusia akan menerima akibatnya dikarenakan proses perbaikan itu sangat dahsyat dan tidak terkendali.  Hal ini didukung pula oleh perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman, hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Atau sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya. Seiring dengan lenyapnya berbagai species tersebut, obat-obatan yang sumbernya alami karena berasal dari hutan pun tidak ada lagi. Tidak mengherankan jika semakin banyak penyakit yang muncul

Jika hutan terus menerus berkurang, bencana terjadi dimana-mana, penyakit merajalela, manusia pun akan sengsara, apa kita akan tinggal diam? Setidaknya berbuat sesuatu lebih baik daripada diam sama sekali.
1.    Menyebarkan berbagai informasi  tentang deforestasi hutan
Berbagai informasi yang disebarkan akan membantu banyak orang mengetahui dampak dari deforestasi hutan. Pengetahuan tentang fungsi hutan untuk konservasi,  perlindungan dan produksi juga akan bertambah. Oleh karena itu, sebarkanlah berbagai informasi tentang deforestasi hutan tersebut sebagai bagian dari kampanya save our earth.
2.    Bergabung bersama komunitas peduli lingkungan
Bergabung dengan komunitas seperti ini akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang mempunyai visi yang sama dalam pelestarian lingkungan. Selain itu, isu-isu tentang permasalahan lingkungan bisa bertambah
3.    Gunakan Sesuatu yang Ramah Lingkungan
Apa yang kita gunakan, itulah yang kita dukung. Saya membenarkan sebuah tagline yang biasa saya dengar dari Radio Delta. Oleh karena itu gunakanlah sesuatu yang ramah lingkungan sebagai bentuk kepedulian kita pada bumi.
4.    Jangan Serakah!
Permasalahan deforestasi hutan tidak terlepas dari keserakahan manusia untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Untuk mendapatkan keinginan inilah terkadang egosentris kepentingan yang muncul. Peningkatan ekonomi menjadi sebuah keharusan, tidak hanya dalam cakupan yang kecil (individu) tetapi juga untuk cakupan yang lebih luas (para pemodal). Ekspansi usaha pun dilakukan. Salah satunya dengan usaha perluasan lahan misalnya dengan mengajukan permohonan izin sistem konversi hutan yang terkadang hanya sebagai topeng untuk meraup keuntungan yang besar. Ditambah lagi, jika tidak adanya reboisasi. Sehingga berhektar-hektar hutan mengalami penyusutan.
5.    Ambil Bagian Penegakan Supremasi Hukum Pengelolaan Hutan
Kita tentu masih ingat potongan lirik lagu Andai Aku Gayus Tambunan yang dipopulerkan Bona Paputunga ”lucunya di negeri ini, hukuman bisa dibeli”. Seperti itulah sedikit gambaran tentang supremasi hukum di negara yang kita cintai ini. Ada banyak celah pembenaran untuk berbagai kesalahan. Termasuk dalam pengelolaan hutan pun. Pendapat saya ini pun senada dengan yang pernah dipaparkan oleh MS Kaban, SE, Ms (Menteri Kehutanan RI 2004-2009) bahwa lemahnya penegakan hukum memperparah kerusakan hutan di Indonesia. Yang tersentuh barulah orang-orang bawahan yang bekerja langsung, bukan orang-orang yang ada dibelakang mereka yang lebih bertanggungjawab atas kemerosotan luas dan fungsi hutan. Oleh karena itu mari bersama atas nama pemuda untuk ambil bagian penegakan supremasi hukum pengelolaan hutan dengan berbagai cara, misalnya terlibat aktif dalam pengambilan keputusan terkait hukum hutan kemasyarakatan.

¹Pangestu, Tegar. 2013. 20 Fakta tentang Bumi ang Mengerikan. Diunduh dari https://pangestutegar.wordpress.com/2013/04/23/20-fakta-tentang-bumi-yang-mengerikan/ 

0 comments:

Post a Comment