Tanggal
27 Maret-9 April 2020, saya membaca 5 buku sampai selesai, yaitu : novel Cantik
itu Luka (505 halaman) dan Kim Ji Yeong (101 halaman), kumcer Pacarku Memintaku
Jadi Matahari (178 halaman) kumpulan puisi Firman dan Sebiji Apel (98 halaman)
dan Sastrawan Salah Pergaulan.
Semua
buku itu tentu menarik, bahkan ada yang sudah dialihbahasakan. Meskipun demikian,
ada 1 buku yang tidak saya rekomendasikan untuk semua kalangan. Silahkan baca
ulasan versi saya di blog yang ada di link bio yah!
Oia,
di postingan ini, saya cukup bahas sedikit tentang Firman dan Sebiji Apel karya
kak Dalasari dan Pacarku Memintaku Jadi Matahari karya Mas Reza. Kedua karya
itu, membuatku bertemu kembali dengan kak Dala yang menjadi tempatku belajar di
Komunitas Lego-Lego Makassar beberapa tahun silam dan Mas Reza yang sama-sama
menjadi peserta Just Write Diva Press 2012 di Yogyakarta , bedanya waktu itu
Mas Reza udah punya beberapa karya semisal Buku Hanif, sedangkan saya dalam proses
belajar 😊
* * *
Firman dan Sebiji Apel
Dalam
buku Firman dan Sebiji Apel, ada 65 puisi yang berisi beragam hal tentang
kehidupan misalnya tentang cinta, keluarga, perenungan, perempuan dan kearifan
lokal di beberapa tempat.
Sebagai
penikmat puisi, saya menikmati semua puisi di buku ini. Dua puisi yang paling saya
sukai adalah Hikayat Selembar Sarung Sutera dan Beberapa Benda Yang Ibu Siapkan
Sebelum Aku Bepergian.
Kalau
kata kak Dala dalam pengantar buku ini, memadukan kesederhanaan dan kemewahan
dalam puisi bukanlah perkara mudah, tapi kak Dala telah melakukannya. Dan
sebagai pembelajar puisi, saya pun belajar banyak dari karya-karyanya dalam
buku ini.
* * *
Pacarku Memintaku Jadi Matahari
Pacarku Memintaku Jadi Matahari karya
Mas Reza Nufa adalah kumpulan 29 cerpen dengan judul-judul yang membuat pembaca
bertanya, misalnya Cara Terbaik Menjadi Anjing, Membeku Berdua dan Pagi Pertama
Setelah Kematian.