pemberangkatan relawan menuju desa |
Banyak orang yang mengaku cinta damai,. Kenyataannya, perkelahian, peperangan hingga pembantaian menjadi semakin ramai. Harmonisasi antar-manusia pun seringkali menjadi hal langka untuk ditemukan dalam tatanan kehidupan di dunia kini.
Penjajahan dan blokade puluhan tahun yang membuat kehidupan orang-orang
di Palestina menjadi teraniaya, pembersihan etnis Rohingya di Myanmar yang menyebabkan
banyak jiwa terenggut, lebih dari setengah populasi di Haiti hidup dengan penghasilan
kurang dari USD 2 per hari hingga menjadikan penduduk negara ini banyak yang
menderita kelaparan, pembunuhan sesama anggota keluarga adalah beberapa contoh
hasil kehidupan anti-damai yang diciptakan oleh orang-orang yang ingin
menindas.
Di satu sisi, kondisi kekinian yang terjadi menyebabkan segelintir orang
menjadi lebih mengerti tentang pentingnya perdamaian untuk menciptakan
kehidupan yang aman, nyaman dan penuh toleransi. Kesadaran ini tentu saja perlu
ditindaklanjuti.
Melihat
beragam fenomena disharmonisasi yang melahirkan tatanan yang tidak damai, perlu
dilakukan berbagai upaya meningkatkan pemahaman anti kekerasan dan budaya
damai. Selain itu, segelintir orang yang ingin melakukan perubahan sosial yang
lebih baik perlu mendapatkan penguatan untuk saling berkolaborasi dan pelajaran
damai di kehidupan sehari-hari.
Setidaknya, dari segelintir orang yang ingin lebih memahami perdamaian
dengan merubah diri sendiri menjadi lebih baik, akan menjadi agen-agen
perdamaian (agents of peace) yang
selanjutnya akan menebarkan semangat perdamaian di tempat masing-masing. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya langkah-langkah
konkrit yang terangkum dalam Aceh Peace Camp 2019 yang dilaksanakan oleh Rumah
Relawan Remaja.
* * *
Selama
pelaksanaan Aceh Peace Camp 2019 dengan tema Kampungku Sayang yang dilaksanakan
mulai tanggal 18 Juni – 3 Agustus 2019, kita (sebagai peserta) berada dalam
fase latihan untuk menghargai perbedaan, bekerjasama, hidup sederhana, peduli,
berbagi dan mengembangkan solidaritas. Proses pembiasaan ini semoga lebih
membuka mata, hati dan pikiran bahwa perasaan damai tidak sulit untuk
ditumbuhkan. Kita hanya perlu menikmati hal-hal indah yang ada di sekitar,
termasuk ketika berada di desa/kampung.
Aceh
Peace Camp 2019 yang merupakan salah satu proses pendidikan perdamaian
bertujuan memahamkan kita bahwa perdamaian bisa tercipta dari pribadi-pribadi
yang memahami perbedaan sebagai keindahan keragaman, memaknai kesederhanaan
sebagai kebahagiaan dan meleburkan diri sebagai pembelajar bersama masyarakat.
Pada
akhirnya, semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang ingin melihat dunia menjadi
lebih baik, dunia yang damai!
Ps
: terima kasih untuk keikutsertaan dan berbagai kenangan selama kegiatan.
Sampai jumpa di Peace Camp tahun depan.
0 comments:
Post a Comment