sumber gambar : @_katahatikita |
Lula, Rahma dan Sarah, anak-anak
perempuan kelas 3 di sebuah sekolah menengah pertama di desa Suka Mundur. Tidak
seperti nama desanya, orang-orang di sini berpikiran maju. Termasuk ketiga anak
ini, yang pada suatu sore duduk termenung bersama.
Mereka berpikir tentang cita-cita.
Hal ihwalnya adalah saat pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Pak Dana.
Guru yang identik dengan kacamata warna-warni itu menugaskan para siswanya
membuat 1 tulisan berisi cita-cita mereka yang harus dilengkapi dengan beberapa
alasan.
Lula yang sebelumnya tidak pernah
berpikir tentang cita-cita akhirnya bergumam kepada kedua temannya "nanti
aku bercita-cita menjadi guru. Alasannya sederhana, karena jadi guru itu
gampang, cukup buka buku, baca yang ada didalamnya, lalu beri tugas atau PR ke
siswa. Selain itu, bisa tidak datang berhari-hari, seperti guru Bahasa Inggris,
Matematika, Olahraga dan lain-lain di sekolah kita ini. Eh, kok ternyata banyak
yang sering ga hadir yah," Lula pun tertawa.
Rahma tak mau ketinggalan "aku
ingin menjadi Tuan Putri yang menanti sang pangeranku datang. Sayangnya,
sebelum sang pangeran menemuiku, dia harus melewati Nenek Lampir dengan sapu
terbang dan kantong ajaibnya. Nenek Lampir ini kupilih dari rangkaian seleksi
nenek-nenek tangguh. Tujuannya sederhana, ingin melihat seberapa tangkas dan
cerdasnya pangeran yang akan mendampingiku kelak.
Lula pun menimpali Rahma. "Apa
itu mungkin?"
Rahma dengan singkat dan yakin
menjawab "Ga tau juga sih, namanya juga cita-cita. Bebas kan? Lagi pula
nanti zaman Revolusi Industri melebihi generasi keempat, jadi bisa aja
sih.
Sarah mulai pusing ketika ditanya
oleh kedua temannya, "aku masih bingung."
"Hm....," Rahma bergumam
serupa intro lagu yang dipopulerkan Nisa Sabyan.
"Aku sederhana saja. Hanya
bercita-cita jadi ibu rumah tangga. Ga mau sekolah, meskipun kebun
berhektar-hektar. Aku, cukup menjadi perempuan menunggu seseorang yang ingin
meminangku dan menjaga kebunku nanti," akhirnya Sarah ada ide.
Lula akhirnya menimpali
"hahaha...ya juga sih, ujung-ujungnya kita jadi ibu rumah tangga yah. Eh,
memangnya Sarah ada kebun?"
Sarah tersenyum sinis "hehehe,
kan bagian dari cita-cita."
* * *
Tulisan ini diikutkan pada tantangan
kesembilan @_katahatikita dengan tagar #katahatiproduction dan
#katahatichallenge.
Penanggungjawab : @syahriiaan
0 comments:
Post a Comment