Setelah menghabiskan waktu di tempat tidur, aku
memutuskan untuk mandi lalu mengenakan gamis dan jilbab berwarna hijau yang
padu padan. Untunglah, setelah siap, Rini; sahabatku baru tiba. “Dia tidak
butuh waktu lama menungguku,” gumamku lalu menuju keluar rumah.
Rini lalu mengemudikan motor memboncengku dari arah
Darussalam menuju Peukan Bada. Hari itu, kami ingin mengikuti gelar wicara
diadakan oleh komunitas Rumah Relawan Remaja dengan tajuk Jejak-jejak Pengungsi
Rohingya di Bangladesh
Sekitar 30 menit, kami tiba di sebuah rumah
berkonstruksi kayu berlantai tiga. Ada spanduk besar bertuliskan Sekretariat
Rumah Relawan Remaja di depan rumah tersebut. Hal ini membuat Rini dan aku
yakin bahwa kami tidak salah tujuan, sesuai dengan google maps yang sedari tadi jadi panduan.
Seorang perempuan muncul dan menyambut kami dengan
senyum hangat.
“Mau ikut sharing
session?” tanyanya.
“Iya kak,” jawabku singkat
Perempuan itu lalu mengantarku dan Rini menuju
lantai 2. Di sana, sesi gelar wicara ternyata sudah dimulai.
“Sudah lama kak?” tanyaku pada perempuan yang
akhirnya kuketahui bernama Ica
“Belum kok, baru sekitar 5 menit.”
Kami lalu duduk melingkar bersama para partisipan
lainnya. Setelah kuhitung, ada sekitar 25 orang yang hadir. Aku lalu menyimak dengan
saksama penjelasan tentang pengenalan komunitas yang disingkat 3R yang fokus
pada pendidikan perdamaian, termasuk untuk mereka yang terdampak konflik dan
bencana. Oleh karena itu, beberapa program untuk pengungsi Rohingya di
Bangladesh juga para relawan 3R lakukan
sebagai bagian dari respon mereka.
Aku menangis melihat video berdurasi 20 menit tentang
perjalanan para relawan di kamp pengungsi di Bangladesh yang diputar setelah
penjelasan singkat tentang komunitas yang berdiri sejak tahun 2013 di Aceh itu.
Pikiranku beramuk. Bagaimana bisa mereka dengan jumlah lebih dari 1 juta jiwa
berada di kamp-kamp yang sangat kotor? Bagaimana bisa mereka tidak
diperkenankan keluar dari batas kamp mereka? Bagaimana bisa mereka terusir dari
Myanmar yang merupakan negara mereka sendiri dan harus melarikan diri ke
Bangladesh; negeri seberang? Masih banyak pertanyaan lain yang muncul di
kepalaku.
“Rini, adilkah dunia ini?” bisikku pada Rini saat
pemutaran video telah usai.
Kulihat, mata Rini pun berkaca-kaca.
“Sepertinya tidak Mi, mereka bagaikan
manusia-manusia dalam kotak, yang tidak boleh keluar dari batas yang telah
ditentukan untuk mereka,” jawab Rini
“Yah, bibir mereka terkunci rapat tidak bisa
bersuara, langkah mereka terbatas serta hidup mereka penuh ketidakjelasan
karena tidak mendapatkan kewarganegaraan. Betul katamu, seperti hidup dalam
kotak.” Aku menimpali Rini.
Kami lalu terdiam sejenak. Aku pun menunggu
giliran untuk mempertanyakan beberapa hal kepada para relawan selama mereka
berada di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, sebuah negara miskin yang
sepertinya pun terpaksa menerima arus pengungsi dari Myanmar.
* * *
Ini adalah sebuah cerpen untuk menjawab tantangan kedelapan @_katahatikita dengan tagar #katahatiproduction dan #katahatichallenge
Penanggungjawab tantangan kedepalan adalah @arcotransep
Casino | Mapyro
ReplyDeleteThis map 용인 출장안마 was created by a user on Mapyro. 부산광역 출장샵 The casino is located in Horseshoe, 남원 출장샵 California. The casino is in an El Dorado Casino, 포항 출장샵 California area. 제주 출장안마