Carpe diem, quam minimum credula postero, petiklah hari dan
percayalah sedikit mungkin akan hari esok.
Carpe Diem, sebuah frasa dari penggalan puisi karya Quintus
Horatius Flaccus atau Horace, seorang penulis puisi pada zaman kekaisaran
Agustus pada tahun 65-68 Sebelum Masehi. Dalam puisi berbahasa latin tersebut, “carpe
diem” berarti “memetik hari” atau bisa berarti menikmati, memaksimalkan,
menggunakan hari dengan maksimal tanpa menunda untuk hari esok. Definisi ini saya
sadur dari website kaskus setelah
tiba-tiba saya mengingat frasa “carpe diem” tersebut. Frasa itu, acapkali saya buat
sebagai pembuka atau penutup sebuah sms beberapa
tahu lalu.
Saya pun berpikir bahwa tiba-tiba saya merasa terlambat memahami makna
potongan puisi Horace tersebut. Seandainya, sedari dulu saya sudah memahami “carpe
diem”, saya akan terus belajar menjadi orang yang bisa memahami gerakan
semesta, menjadi manusia yang lebih bersyukur dan menyulam kehidupan dengan
warna-warni yang Tuhan siapkan di muka bumi ini serta tentu saja menjadi
manusia yang memanfaatkan hari lebih maksimal.
Tentang yang terjadi pada saya hari ini, sebenarnya tidak luput
dari perjuangan-perjuangan masa lalu. Tapi, tetap saja, saya masih merasa
membuang banyak waktu untuk “memetik hari.” Banyak hari dimana saya tidak
menghabiskan waktu untuk mempelajari banyak hal. Alih-alih belajar, saya malah
menjadi procrastinator, seorang
penunda. Hingga saya sadari, banyak kesempatan berharga yang terlewatkan serta
kebahagiaan yang tertunda.
Tulisan singkat ini semoga membuat saya kembali tersinggung, untuk
lebih memkasimalkan waktu yang Allah telah berikan, untuk diri dan kemanfaatan
untuk orang lain, dan yang paling penting adalah untuk beribadah kepada Sang
Pencipta. Carpe diem!
Referensi
https://www.kaskus.co.id/thread/52e68c2a0d8b461d618b46ca/apa-arti-kata-carpe-diem-dan-maknanya/
0 comments:
Post a Comment