#2weeksonebookchallenge
beberapa bulan lalu mengambil tema tentang Novel Fiksi Sejarah. Akhirnya,
pilihan Trilogi Tan Malaka 2, Gerilya Bawah Tanah setebal 507 halaman menjadi
pilihan. Novel ini dibagi menjadi 5 kisah, yaitu : Anak Haram Kolonialisme,
Sang Pemanah Fajar, Membayang Dalam Terang, Benderang dalam Kelam, Di Rembang
Petang. .
Novel yang ditulis
oleh Hendri Teja berkisah tentang pemberontakan rakyat terhadap
Pemerintah Hindia Belanda. Tan Malaka, sebagai sosok revolusioner bersama
sahabat-sahabatnya Winanta, Jamaluddin Tamim dan Subakat ingin memerdekakan
Indonesia. Mereka pada akhirnya berpencar di berbagai negara. Ini bisa kita
temukan di potongan percakapan Tan “Di antara kita berempat, hanya Tamim yang
memiliki kontak dengan kawan-kawan yang tersisa. Sebagai kelasi, dia bebas
keluar masuk banyak negara. Biarkan dia di sini. Kami akan merumuskan cara
untuk merangkul kembali para pelarian politik di seantero Semenanjung Malaya.”
.
Novel sejarah ini
menggambarkan Tan Malaka yang bertransformasi dari pejuang lokal yang berupaya
mempersatukan suku-suku di Hindia Belanda menjadi seorang internasionalis yang
berusaha memadukan anak-anak rumpun induknya yaitu bangsa Melayu.
Selain itu, di
novel ini, kita akan juga melihat dimulainya perjuangan Sukarno. Seperti isi
suratnya “Saya bersedia segera muncul di lapangan politik, tetapi saya harapkan
saudara Tan Malaka selalu memberikan pedoman dan tuntunan kepada saya.” .
Perlawanan yang
dilakukan oleh Tan dan para revolusioner lainnya tidak terlepas dari pemerintah
kolonial yang ingin menumpas gerakan perlawanan tersebut. Hingga pada akhirnya
mereka harus ada yang ditangkap, dibuang dan disiksa.
Membaca novel
membuat kita semakin sadar bahwa kemerdekaan bangsa ini adalah cita-cita mulia
yang mampu menukar segala ketakutan akan penjara, penyiksaan, pembuangan bahkan
kematian. .
Meskipun, saya
belum membaca Novel Trilogi Tan Malaka 1, bahasa Hendri Teja sebagai penulis
mudah dimengerti di novel bagian kedua ini. Deskripsi yang detail membuat saya
sebagai pembaca berada dalam novel tersebut, merasa menjadi Tan Malaka,
Winanta, Tamim, Carmen, bahkan Sukarno.
0 comments:
Post a Comment