Thursday, May 26, 2016
Aceh 3 : Napak Tilas Tsunami di Aceh
Having Flashback of Tsunami in
Aceh
Kenangan di tahun
2004 saat tsunami terjadi tentu tidak akan dilupakan, bukan hanya bagi para
korban dan keluarganya, tapi bagi bangsa ini.
Memories in 2004 when the tsunami occurred in
Aceh certainly will not be forgotten, not only for the victims and their
families, but for the nation.
Friday, May 20, 2016
Aceh 2 : Tentang Beberapa Destinasi Wisata di Banda Aceh
It's about some tourism destinations in Banda Aceh
Part 2
Selain di Sabang, Kota
Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga menawarkan berbagai
destinasi wisata edukasi.
Instead
of Sabang, Banda Aceh as the capital of Aceh Province also offers a variety of
educative tourism destinations.
#banggabelanegara1 : Pembukaan Workshop Forum Bela Negara Di Dunia Maya
bagian 1
Workshop Forum Bela Negara Di
Dunia Maya yang dilaksanakan Kodam VII/Wirabuana berlangsung meriah di Balai Pertemuan
Wirabuana Kodam VII/Wirabuana (20/5). Workshop yang dirangkaikan dengan launching forum bela negara di Dunia
Maya ini dihadiri ratusan orang dari berbagai kampus, komunitas, sekolah dan
aparat TNI.
Wednesday, May 18, 2016
Teater Edukasi Keliling (TELING) #3 SIGi Makassar di Pulau Langkai
“Theater for Education
#3 of SIGi Makassar on Langkai Island”
Teater Edukasi Keliling (TELING) yang merupakan salah
satu program rutin komunitas Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Makassar kembali
dilaksanakan. TELING ini bertujuan mengedukasi anak-anak melalui pemutaran film
edukasi.
Theater
for Education (TELING) is one of programs of SIGi Makassar. TELING aims to
educate children through educative film.
TELING #3 yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Mei
2016 di Pulau Langkai, pulau terluar kedua di Makassar ini berlangsung dengan
menyenangkan. Di sore hari, anak-anak di pulau tersebut diminta menulis dan
menceritakan cita-cita mereka. Pada malam harinya, diadakan pemutaran film
“Jejak-jejak Kecil,” sebuah film lokal Makassar yang bercerita tentang 5 anak
SMP yang mengejar cita-cita mereka.
TELING #3
was held on Monday, May 16, 2016 on Langkai Island (the
second outer island in Makassar). It run well. In the afternoon, the children
were asked to write and to share their dreams. In the evening, they watched a
film “Jejak-jejak Kecil,” a local film from Makassar which described 5 junior
high school students in reaching their dreams.
Kegiatan TELING #3 ini terasa lebih seru ketika
anak-anak diperkenalkan tentang “Sinriliq,” sebuah budaya Makassar yang semakin
tergerus zaman.
TELING #3 was more pleasant when the children were
introduced to
a “sinriliq,” one of Makassar cultures.
Semoga kegiatan kali ini memberikan manfaat besar
khususnya untuk anak-anak di pulau Langkai sehingga mereka akan terus semangat
dalam mengejar cita-cita.
Hopefully, TELING #3 gave big impact for children on Langkai Island so they can encourage themselves to reach their dream
Aceh 1 : Take Me Back To Sabang
It’s
about Sabang, the most western part of Indonesia
Part 1
Part 1
Pantai, laut,
danau, bukit hingga gunung, semua lengkap tersedia di bumi Nanggroe Aceh
Darussalam ini. Tempat ini adalah surga di ujung barat Indonesia
Beach,
ocean, lake, hill to the mountains are available completely in Nanggroe Aceh
Darussalam. It is a paradise in western Indonesia
*
* *
Selama beberapa hari di
Aceh, ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi, misalnya di Sabang.
For a
few days in Aceh, there are some places that must be visited, for example:
Sabang.
Sabang, atau yang terkenal
dengan Pulau Weh ini dikelilingi oleh Selat Malaka dan Samudra Hindia. Untuk
menuju tempat ini, kita bisa menggunakan kapal cepat (45 menit) atau kapal
lambat (2 jam) dari Pelabuhan Ule Lheue.
Sabang,
or Weh Island, is surrounded by the Malacca Strait and the Indian
Ocean. To reach this point, we can use a fast boat (45 minutes) or slow boat (2
hours) from Port Ule Lheue.
Sesampainya di Sabang, saya
pun merasakan harmonisasi alam dan manusia. Tempat ini menyenangkan dan menenangkan,
Arriving
in Sabang, I felt the harmony of nature and people. It was pleasant and enjoyable place.
Tugu
Nol Kilometer (Monument of Zero Kilometer)
Meskipun harus melalui
jalur yang berbelok-belok namun dengan aspal yang sempurna, perasaan bahagia
saya dapatkan saat tiba di tugu penanda bagian barat Indonesia. Saat tiba di
sana, saya langsung berkata dengan penuh semangat “Welcome Kilometer Nol
Indonesia.”
Although
I had to bent for many times with “perfect” asphalt, I felt happy to reach the
memorial marker of the western part of Indonesia. When I got there, I
immediately said excitedly "Welcome Zero Kilometer of Indonesia."
Di sekitar, tugu Nol
Kilometer, saya pun bisa melihat Selat Malaka lebih dekat.
Getting
monument of Zero Kilometer, I could see Malacca Straits closer.
Pantai
Ibooh (Ibooh Beach)
Pantai ini menawarkan pemandangan
bawah laut yang indah. Hal ini saya buktikan saat menjejak di tempat ini dan
mendapati banyak wisatawan asing dan domestik yang snorkling dan diving di
tempat ini.
The beach
offers beautiful underwater scenery. This was proved when I was there and I found
many foreign and domestic tourists who did snorkeling and diving.
Pantai
Sumur Tiga
Ada 3 sumur air tawar di
sepanjang pantai ini sehingga disebut sebagai Pantai Sumur Tiga. Berada di
pantai ini membuat saya merasa tenang. Pasir putih yang berkilau memanjakan
mata. Pohon-pohon kelapa yang tumbuh menyejukkan perasaan. Pemandangan laut di
pantai ini sangat indah.
There
are three freshwater wells along the coast of this beach, so it is called as “Three
Wells Beach”. Being on the beach made me calm. White sand sparked my eyes.
Coconut trees soothed feeling. The ocean view on the beach is very beautiful.
Wednesday, May 11, 2016
7 Hal Berharga yang Saya Dapat Sebagai Relawan SIGi Makassar
7 Presticious Things that I Get As A Volunteer for
SIGi Makassar
Gathering Nasional-1 |
Saya mendapatkan banyak manfaat di dunia
kesukarelawanan khususnya di komunitas SIGi Makassar, sebuah komunitas sosial
di bidang pendidikan.
I get many
advantages of being a volunteer, especially for SIGi (Sahabat Indonesia
Berbagi) Makassar, a social community focusing on Education Sector.
Tuesday, May 3, 2016
Outstanding Me
I am Rahmiana Rahman, a buginese woman. Now, I live in
Makassar, South Sulawesi.
As a first daughter growing up at my mother’s
and father’s struggles, I could understand the meaning of struggle in life.
Therefore, I am never afraid to getmy dreams come true.
Now, As a young active woman leader, I like to do many things everyday. The activities help me to arrange time well by
having paper-based day planner to organize,
prioritize and schedule.
I enjoy my routines as pioneer and volunteer of some communities, founder of social enterprises, social worker and educator. Then, when I have free time, I love reading, visiting new places which are far away from Makassar, hiking, writing,
drinking coffee, eating meatball, meeting new people, gathering with children
and learning traditional dance.
I have hundreds of interesting stories with my parents, young sister, a man that I love and my beloved friends. I have many inspired stories to be shared, as well.
I am passionate in Entrepreneurship, Volunteerism, Peace Education, Youth Empowerment and Gender Equity.
You may find me at :
#CV.SOULMAKS CREATIVE
#SOULMAKS MAGAZINE (www.soulmaks.com)
#SIGiMakassar
#SINTALARASUNM
#GenerationsForPeace
#PCMISULSEL
#KAPAS
#IMPS
#BajiGau
#SIGiMamuju
#SIGiMajene
#GMIBI
#etc J
Contact Person : 085396090977 / https://www.facebook.com/ammy.cheeryozon
Monday, May 2, 2016
Pendidikan Merubah Kehidupan
(Catatan
Hari Pendidikan Nasional)
“Pendidikan merubah kehidupan,” perkataan
singkat yang sering saya dengarkan dari ibu. Kata-kata itu juga menjadi
penyemangat bagi saya saat berada di masa-masa sekolah hingga perguruan tinggi.
Masa-masa itu terkadang sulit, tapi saya selalu yakin kehidupan yang dulu “serba
kekurangan” bisa berubah. Pada akhirnya pun terbukti, pendidikan merubah
kehidupan pribadi saya. Meski pun tetap saja berbagai tantangan muncul, tapi
kehidupan tidak seperti “dulu” lagi.
* * *
Pengalaman pribadi saya
menunjukkan manfaat dari kehidupan, salah satunya menciptakan kehidupan yang “sejahtera.”
Hal ini pun dialami banyak orang yang berjuang dari nol hingga menjadi “seseorang”
saat ini. Itulah pendidikan yang seyogyanya penting dalam kehidupan ini.
Karena bisa merubah
kehidupan, tentunya pendidikan bisa digunakan dalam menyelesaikan berbagai
persoalan kehidupan bangsa. Sayangnya berbagai persoalan sampai saat ini belum
bisa selesai. Kenyataan ini mengantarkan saya pada sebuah kesimpulan bahwa
sektor pendidikan juga masih memiliki berbagai masalah.
Beberapa masalah besar dalam pendidikan
Pendidikan Belum Merata
Menurut pengalaman saya,
pendidikan di Indonesia belum merata. Masih perlu kebijakan pemerintah yang
tepat sehingga pemerataan pendidikan bisa lebih cepat terlaksana. Pada
akhirnya, anak-anak bangsa Indonesia bisa merasakan manfaat pendidikan.
Biaya pendidikan
Meski pun saat ini sudah
diterapkan kebijakan “sekolah gratis,” masih saja anak usia sekolah yang tidak
mengenyam pendidikan dengan dalih dana transportasi, pakaian dan sebagainya.
Kualitas Pendidikan Berbasis “Nilai”
Permasalahan lainnya
adalah kualitas pendidikan yang sebagian berbasis nilai. Siswa dianggap pintar
jika mendapatkan nilai di report 9
atau 10. Siswa akan dianggap “bodoh” jika tidak mudah memahami pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika dan sebagainya. Pada akhirnya perbedaan perlakuan pun
diterima. Padahal ada yang lebih penting dibanding “nilai” yang lebih
membuatnya bernilai, yaitu bertutur baik, berperilaku sopan, jujur, inovatif
dan kreatif.
* * *
Ketiga hal di atas adalah berbagai masalah pendidikan yang dihadapi bangsa
ini. Namun saya percaya bahwa kelak bangsa ini akan mampu memecahkan berbagai
masalah tersebut. Bukan hanya pemerintah, tapi juga berbagai lapisan masyarakat
yang mengamini bahwa pendidikan akan merubah pendidikan.
1.
Pemuda dalam
Komunitas Pendidikan
Harapan cerah saat banyaknya orang khususnya pemuda yang
peduli dan mengambil bagian aktif dalam komunitas pendidikan. Merekalah pemuda
yang percaya bahwa pendidikan itu merubah kehidupan. Mereka pun menjadi relawan
komunitas untuk mengajar anak-anak di daerah terpencil, mengajar anak-anak
jalanan, berbagi dengan anak-anak di panti asuhan, mengadakan sharing di berbagai sekolah pedalaman, menjadi
perpanjangan tangan untuk mencari orang tua asuh bagi anak-anak putus sekolah
sehingga bisa sekolah kembali, menginspirasi anak-anak di pulau-pulau terluar
untuk tetap semangat bersekolah meski kadang menghadapi medan yang berat dan
berbagai aktivitas lain yang dilakukan oleh mereka sebagai bentuk kontributif
kepeduliannya terhadap pendidikan Indonesia.
Kegiatan-kegiatan mereka selayaknya tidak dianggap
sebelah mata. Karena dari berbagai gerakan positif tersebut, mereka yakin bahwa
kelak semakin banyak anak-anak Indonesia yang semangat belajar dan berjuang
untuk Indonesia.
Adapun beberapa contoh komunitas pendidikan di
Makassar adalah Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Makassar, Lentera Negeri,
KPAJ, Save Street Child Makassar, Sokola Kaki Langit, Istana Anak Cerita. Bergabunglah
bersama mereka sebagai aksi nyata kepedulian pada pendidikan
2.
Guru-guru di
Pedalaman dan Daerah Terluar Indonesia
Keberadaan guru-guru di pedalaman daerah terluar
Indonesia juga merupakan bagian dari peningkatan mutu pendidikan. Mereka yang
mau menjadi bagian program ini memiliki keinginan kuat untuk memecahkan
persoalan pendidikan khususnya dalam pemerataan pendidikan. Oleh karena itu saya selalu bangga pada
teman-teman saya yang mengikuti program ini misalnya dalam Indonesia Mengajar,
PSP3 dan SM3T.
3.
Masyarakat Umum yang
Berbagi Inspirasi
“Sehari Berbagi, Seumur Hidup Menginspirasi,” merupakan tagline Kelas Inspirasi yang merupakan
bagian program yang diinisiasi oleh Anies Baswedan, Menteri Pendidikan saat
ini. Program ini mampu menarik minat banyak orang untuk berbagi cerita profesi
mereka kepada para generasi penerus bangsa. Program ini akan membuka pemikiran
masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan pemerintah,
tapi semua orang.
4.
Pemerintah
Pemerintah pun sudah terus melakukan berbagai cara untuk
mengatasi masalah pendidikan. Yang perlu ditingkatkan lagi adalah pengawasan
atas program-program “pendidikan pro rakyat” yang sudah dilaksanakan, misalnya
dengan terus mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan penggunaan Dana BOS?
Atau sejauh mana penggunaan 20% dana APBN yang dialokasikan untuk pendidikan.
* * *
Kepeduliaan banyak orang yang memahami bahwa pendidikan merubah kehidupan
merupakan harapan atas berbagai permasalahan pendidikan. Pemerintahan yang
jujur dan berpihak pada rakyat pun akan menjadi bagian penting penyelesaian
masalah tersebut. Sehingga jika semua pihak bersinergi, pendidikan Indonesia
pada akhirnya akan merubah kehidupan bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Sunday, May 1, 2016
Hutan Berkurang, Manusia Sengsara
Kelak, masihkah ada hutan yang bisa dinikmati oleh generasi setelah kita?
Indonesia yang memiliki 1.148.400 kilometer persegi hutan tropis merupakan
terbesar di Asia-Pasific (Tun Kelana Jaya). Sayangnya, kekayaan hutan itu sedikit demi
sedikit hilang. Laporan Green peace menyebutkan bahwa kerusakan hutan di
Indonesia adalah kerusakan hutan tertinggi di dunia. Data Forest Watch
Indonesia tahun 2003 pun menjelaskan bahwa laju kerusakan hutan
di Indonesia saat ini telah mencapai 2,4 juta hektare pertahun.
Laju
kerusakan hutan di angka yang tinggi tersebut menyumbang 20% polusi pemanasan
global diakibatkan oleh terhambatnya penyerapan kembali CO2.¹ Pemanasan
global pun pada akhirnya menjadi satu peristiwa yang tidak bisa dielakkan yang
mempengaruhi kondisi iklim di bumi. Badai yang menghancurkan, gelombang air
pasang, tsunami dan kelaparan akibat kekeringan akan terus berlanjut meskipun
usaha-usaha untuk mengendalian polusi dan kerusakan lingkungan telah dilakukan.
Bumi berusaha terus eksis dengan melakukan perbaikan alami, tetapi kita manusia
akan menerima akibatnya dikarenakan proses perbaikan itu sangat dahsyat dan
tidak terkendali. Hal ini didukung pula
oleh perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman, hewan
dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Atau sama
dengan 50.000 jenis setiap tahunnya. Seiring dengan lenyapnya berbagai species tersebut, obat-obatan yang
sumbernya alami karena berasal dari hutan pun tidak ada lagi. Tidak
mengherankan jika semakin banyak penyakit yang muncul
Jika hutan terus menerus
berkurang, bencana terjadi dimana-mana, penyakit merajalela, manusia pun akan
sengsara, apa kita akan tinggal diam? Setidaknya berbuat sesuatu lebih baik
daripada diam sama sekali.
1.
Menyebarkan berbagai informasi tentang deforestasi hutan
Berbagai
informasi yang disebarkan akan membantu banyak orang mengetahui dampak dari
deforestasi hutan. Pengetahuan tentang fungsi hutan untuk konservasi, perlindungan dan produksi juga akan
bertambah. Oleh karena itu, sebarkanlah berbagai informasi tentang deforestasi
hutan tersebut sebagai bagian dari kampanya save
our earth.
2.
Bergabung bersama komunitas peduli lingkungan
Bergabung
dengan komunitas seperti ini akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang
mempunyai visi yang sama dalam pelestarian lingkungan. Selain itu, isu-isu
tentang permasalahan lingkungan bisa bertambah
3.
Gunakan Sesuatu yang Ramah Lingkungan
Apa yang
kita gunakan, itulah yang kita dukung. Saya membenarkan sebuah tagline yang biasa saya dengar dari
Radio Delta. Oleh karena itu gunakanlah sesuatu yang ramah lingkungan sebagai
bentuk kepedulian kita pada bumi.
4.
Jangan Serakah!
Permasalahan
deforestasi hutan tidak terlepas dari keserakahan manusia untuk mendapatkan kehidupan yang “layak”. Untuk mendapatkan
keinginan inilah terkadang egosentris kepentingan yang muncul. Peningkatan ekonomi menjadi sebuah keharusan, tidak hanya dalam cakupan
yang kecil (individu) tetapi juga untuk cakupan yang lebih luas (para pemodal). Ekspansi usaha
pun dilakukan. Salah satunya dengan usaha perluasan lahan misalnya dengan
mengajukan permohonan izin sistem konversi hutan yang terkadang hanya sebagai
topeng untuk meraup keuntungan yang besar. Ditambah lagi, jika tidak adanya
reboisasi. Sehingga berhektar-hektar hutan mengalami penyusutan.
5.
Ambil Bagian Penegakan Supremasi Hukum Pengelolaan Hutan
Kita tentu
masih ingat potongan lirik lagu Andai Aku Gayus Tambunan
yang dipopulerkan Bona Paputunga ”lucunya di negeri ini, hukuman bisa dibeli”.
Seperti itulah sedikit gambaran tentang supremasi hukum di negara yang kita
cintai ini. Ada banyak celah pembenaran untuk berbagai kesalahan. Termasuk
dalam pengelolaan hutan pun. Pendapat
saya ini pun senada dengan yang pernah dipaparkan oleh MS Kaban, SE, Ms (Menteri Kehutanan RI 2004-2009) bahwa lemahnya penegakan
hukum memperparah kerusakan hutan di Indonesia. Yang tersentuh barulah
orang-orang bawahan yang bekerja langsung, bukan orang-orang yang ada
dibelakang mereka yang lebih bertanggungjawab atas kemerosotan luas dan fungsi
hutan. Oleh karena
itu mari bersama atas nama pemuda untuk ambil bagian penegakan supremasi hukum
pengelolaan hutan dengan berbagai cara, misalnya terlibat aktif dalam
pengambilan keputusan terkait hukum hutan kemasyarakatan.
¹Pangestu, Tegar. 2013. 20 Fakta tentang Bumi ang Mengerikan.
Diunduh dari https://pangestutegar.wordpress.com/2013/04/23/20-fakta-tentang-bumi-yang-mengerikan/