(Catatan
Hari Pendidikan Nasional)
“Pendidikan merubah kehidupan,” perkataan
singkat yang sering saya dengarkan dari ibu. Kata-kata itu juga menjadi
penyemangat bagi saya saat berada di masa-masa sekolah hingga perguruan tinggi.
Masa-masa itu terkadang sulit, tapi saya selalu yakin kehidupan yang dulu “serba
kekurangan” bisa berubah. Pada akhirnya pun terbukti, pendidikan merubah
kehidupan pribadi saya. Meski pun tetap saja berbagai tantangan muncul, tapi
kehidupan tidak seperti “dulu” lagi.
* * *
Pengalaman pribadi saya
menunjukkan manfaat dari kehidupan, salah satunya menciptakan kehidupan yang “sejahtera.”
Hal ini pun dialami banyak orang yang berjuang dari nol hingga menjadi “seseorang”
saat ini. Itulah pendidikan yang seyogyanya penting dalam kehidupan ini.
Karena bisa merubah
kehidupan, tentunya pendidikan bisa digunakan dalam menyelesaikan berbagai
persoalan kehidupan bangsa. Sayangnya berbagai persoalan sampai saat ini belum
bisa selesai. Kenyataan ini mengantarkan saya pada sebuah kesimpulan bahwa
sektor pendidikan juga masih memiliki berbagai masalah.
Beberapa masalah besar dalam pendidikan
Pendidikan Belum Merata
Menurut pengalaman saya,
pendidikan di Indonesia belum merata. Masih perlu kebijakan pemerintah yang
tepat sehingga pemerataan pendidikan bisa lebih cepat terlaksana. Pada
akhirnya, anak-anak bangsa Indonesia bisa merasakan manfaat pendidikan.
Biaya pendidikan
Meski pun saat ini sudah
diterapkan kebijakan “sekolah gratis,” masih saja anak usia sekolah yang tidak
mengenyam pendidikan dengan dalih dana transportasi, pakaian dan sebagainya.
Kualitas Pendidikan Berbasis “Nilai”
Permasalahan lainnya
adalah kualitas pendidikan yang sebagian berbasis nilai. Siswa dianggap pintar
jika mendapatkan nilai di report 9
atau 10. Siswa akan dianggap “bodoh” jika tidak mudah memahami pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika dan sebagainya. Pada akhirnya perbedaan perlakuan pun
diterima. Padahal ada yang lebih penting dibanding “nilai” yang lebih
membuatnya bernilai, yaitu bertutur baik, berperilaku sopan, jujur, inovatif
dan kreatif.
* * *
Ketiga hal di atas adalah berbagai masalah pendidikan yang dihadapi bangsa
ini. Namun saya percaya bahwa kelak bangsa ini akan mampu memecahkan berbagai
masalah tersebut. Bukan hanya pemerintah, tapi juga berbagai lapisan masyarakat
yang mengamini bahwa pendidikan akan merubah pendidikan.
1.
Pemuda dalam
Komunitas Pendidikan
Harapan cerah saat banyaknya orang khususnya pemuda yang
peduli dan mengambil bagian aktif dalam komunitas pendidikan. Merekalah pemuda
yang percaya bahwa pendidikan itu merubah kehidupan. Mereka pun menjadi relawan
komunitas untuk mengajar anak-anak di daerah terpencil, mengajar anak-anak
jalanan, berbagi dengan anak-anak di panti asuhan, mengadakan sharing di berbagai sekolah pedalaman, menjadi
perpanjangan tangan untuk mencari orang tua asuh bagi anak-anak putus sekolah
sehingga bisa sekolah kembali, menginspirasi anak-anak di pulau-pulau terluar
untuk tetap semangat bersekolah meski kadang menghadapi medan yang berat dan
berbagai aktivitas lain yang dilakukan oleh mereka sebagai bentuk kontributif
kepeduliannya terhadap pendidikan Indonesia.
Kegiatan-kegiatan mereka selayaknya tidak dianggap
sebelah mata. Karena dari berbagai gerakan positif tersebut, mereka yakin bahwa
kelak semakin banyak anak-anak Indonesia yang semangat belajar dan berjuang
untuk Indonesia.
Adapun beberapa contoh komunitas pendidikan di
Makassar adalah Sahabat Indonesia Berbagi (SIGi) Makassar, Lentera Negeri,
KPAJ, Save Street Child Makassar, Sokola Kaki Langit, Istana Anak Cerita. Bergabunglah
bersama mereka sebagai aksi nyata kepedulian pada pendidikan
2.
Guru-guru di
Pedalaman dan Daerah Terluar Indonesia
Keberadaan guru-guru di pedalaman daerah terluar
Indonesia juga merupakan bagian dari peningkatan mutu pendidikan. Mereka yang
mau menjadi bagian program ini memiliki keinginan kuat untuk memecahkan
persoalan pendidikan khususnya dalam pemerataan pendidikan. Oleh karena itu saya selalu bangga pada
teman-teman saya yang mengikuti program ini misalnya dalam Indonesia Mengajar,
PSP3 dan SM3T.
3.
Masyarakat Umum yang
Berbagi Inspirasi
“Sehari Berbagi, Seumur Hidup Menginspirasi,” merupakan tagline Kelas Inspirasi yang merupakan
bagian program yang diinisiasi oleh Anies Baswedan, Menteri Pendidikan saat
ini. Program ini mampu menarik minat banyak orang untuk berbagi cerita profesi
mereka kepada para generasi penerus bangsa. Program ini akan membuka pemikiran
masyarakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan pemerintah,
tapi semua orang.
4.
Pemerintah
Pemerintah pun sudah terus melakukan berbagai cara untuk
mengatasi masalah pendidikan. Yang perlu ditingkatkan lagi adalah pengawasan
atas program-program “pendidikan pro rakyat” yang sudah dilaksanakan, misalnya
dengan terus mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan penggunaan Dana BOS?
Atau sejauh mana penggunaan 20% dana APBN yang dialokasikan untuk pendidikan.
* * *
Kepeduliaan banyak orang yang memahami bahwa pendidikan merubah kehidupan
merupakan harapan atas berbagai permasalahan pendidikan. Pemerintahan yang
jujur dan berpihak pada rakyat pun akan menjadi bagian penting penyelesaian
masalah tersebut. Sehingga jika semua pihak bersinergi, pendidikan Indonesia
pada akhirnya akan merubah kehidupan bangsa ini ke arah yang lebih baik.
0 comments:
Post a Comment