Sabda Nabi Saw
yang artinya : “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan
mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
(HR. Bukhari dan Muslim).
* * *
Tadi malam, di rumah kecil kami di daerah Sudiang, Makassar, mama
mengaji sekuat tenaga, mencoba menyelesaikan jus 30. Ini untuk kedua kalinya
mama khatam di Ramadan 1437 Hijriah ini. Tentu itu tidak mudah baginya, di
tengah padatnya jahitan yang juga jadi tumpuan kehidupan keluarga kami. Tidak
jarang mama begadang, tidur setelah shalat subuh. Mama mencoba menyeimbangkan
waktu untuk istirahat, kerja dan ibadah. Tapi itulah mama, kadang mengurangi
jatah istirahat untuk menyelesaikan berbagai tanggungjawabnya.
Masih tadi malam, di rumah yang sama. Saya mendengar adik mengaji
seusai shalat maghrib, lalu berhenti beberapa saat sebelum adzan isya
terdengar. Kemudian bergegas mengajak bapak ke masjid.
Ada rasa bahagia menggerayangi pikiran saya semalam. Melihat mama,
bapak, dan adik mengatur waktu untuk menyeimbangkan berbagai pekerjaan duniawi
dan mengejar kebahagiaan hakiki.
* * *
Saya pun kembali merentangkan kenangan saya di 30 hari Ramadan
ini. Alhamdulillah, Ramadan 1437 Hijriah, saya lalui dengan suka cita. Tersedia
waktu untuk bisa berbuka bersama keluarga; meski tidak banyak, ada waktu untuk
tarwih dan i’tikaf serta ibadah lainnya bersama keluarga; meski tidak banyak,
ada waktu untuk pergi belanja bersama keluarga, ada waktu bagi saya untuk
membantu mama menjahit; meski tidak banyak, ada waktu mengenang hari kelahiran
dengan cara sederhana, ada waktu berbagi bersama teman-teman, serta banyak
waktu lain untuk bisa produktif. Tentu saja, suka cita ini hadir karena saya
bisa belajar lebih menyeimbangkan pekerjaan duniawi dan mengejar kebahagiaan
hakiki.
Perasaan bahagia dan suka cita itu bukan hanya saya yang rasa.
Melihat beberapa catatan teman-teman pada tantangan #SIGiMenulisRamadan, saya
mencoba memperhatikan kebahagiaan dan suka cita mereka di ramadan ini.
Indi yang akhirnya berkumpul bersama keluarga, Amma menikmati Ramadan
pertama di Belanda bersama Ahu dan orang-orang yang baru diakrabinya beberapa
bulan, Oshin menikmati Ramadan di Jepang demi mengejar cita-citanya, Nunu
menjalani berbagai rutinitas positif di tengah puasanya, Inov bersama
teman-teman di Palu berbagi melalui SIGi Palu yang baru dilaunching di Ramadhan
ini, Adri yang bahagia dengan bangkit dari beberapa penyesalan misalnya kembali
belajar Bahasa Arab seperti yang dilakukannya dulu, Kikiyu yang menikmati
kerinduan untuk bisa kembali bertemu Ilahi Rabbi di Masjid Nabawi serta
berbagai aktivitas positifnya, Jabbar yang selalu siap dimintai bantuan ini
terus belajar memaknai kehidupan , Ratih yang menikmati kesibukan pekerjaannya
serta Ancha dan ceritanya bersama tim Nusantara Sehat yang melayani di pos
lansia. Subhanallah.
* * *
Inilah Ramadan, waktu dimana Allah menyediakan
pahala berlipat-lipat untuk setiap ibadah yang kita lakukan. Hingga
membuat kita selalu menyambut Ramadan ini dengan suka cita. Hingga
membuat kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mendapat keridhoan Allah. Berharap
kelak, kita menjadi manusia yang beruntung dan dirahmati oleh-Nya.
ditulis saat menikmati siang di hari ke-30 Ramadan, sebelum mudik ke Soppeng
* * *
Alhamdulillah, 30 hari di Ramadan 1437 Hijriyah
terlalui
Esok, 1 Syawal pun mendatangi
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Semoga kita menjadi manusia yang suci
Hingga kelak bersama di surga yang dinanti
Tulisan
ini diikutsertakan dalam tantangan #RamadanDay30 #SIGiMenulisRamadan
Baca
tulisan SIGiers Makassar yang lain
Amma : nurrahmahs.com
Kyu
: kyuuisme.wordpress.com
Jabbar
: begooottt.wordpress.com
Nunu
: nuralmarwah.com
Adry
: bukanamnesia.blogspot.com
Inov
: inanovita.blogspot.co.id
Indi
: indritriyani.wordpress.com
Ratih
: diratihlaenk.blospot.com
Anca
: rancaaspar.wordpress.com
Oshin
: uuswatunhasanah.tumblr.com
0 comments:
Post a Comment