Bagian Kedua “Cerita Lebaran”
gerbang rutan |
Seusai shalat idul fitri di
Masjid Nurul Ittihad, kami pun melaju menuju Akkalibatue; Soppeng; kampung
halaman tercinta. Setiba disana, kami sekeluarga kemudian melahap santapan yang
sudah disiapkan oleh Tante Nawwa, adik bungsu mama. Sesuai rencana sebelumnya,
setelah melahap santapan idul fitri dari tante tercinta, kami bergegas Rumah Tahanan (rutan)
Soppeng.
* * *
Saat memasuki area rutan Soppeng
yang merupakan tingkat kelas II B, barang-barang bawaan kami diperiksa. Hp dan
sebagainya tidak diizinkan masuk.
Setelah pemeriksaan, kami
langsung tiba di ruang kunjungan. Semacam koridor yang agak lebar. Penuh sesak
oleh para keluarga narapidana. Siang itu saya menjenguk sepupu saya, sebut saja
X. Si X terjerat kasus perempuan hingga divonis beberapa bulan. Kasus perempuan
di sini semacam pencemaran nama baik.
* * *
Kami duduk lesehan di ruang kunjungan.
Ruang ini adalah ruang terbuka. Di depan kami terdapat tulisan besar Taman
Bacaan, tempat biasanya para narapaidana membaca, kata si X. Di depan Taman Bacaan,
terdapat beberapa orang yang siap menghibur dengan suara merdu mereka.
Seseorang nampak bahagia memegang keyboard,
yang lainnya bergantian menyanyi.
“Mereka itu tahanan kasus
narkoba,” kata X saat saya bertanya siap mereka.
“Berapa lama di tahan?” tanyaku
lagi.
“2 tahun minimal. Di sini itu
kebanyakan kasus narkoba, pencurian, pembunuhan dan perempuan,” ujarnya sambil
menyebutkan beberapa narapidana lainnya yang ternyata tidak hanya berasal dari
Pulau Sulawesi, bahkan dari beberapa pulau di Indonesia.
Tepat di sebelah kanan Taman
Bacaan, ada Masjid At-Taubah,tempat para narapidana melaksanakan ibadah.
“Shalat Idul Fitri di situ tadi?”
tunjukku ke arah Masjid At-Taubah.
“Iya. Setelah shalat semua
narapidana menangis, tanpa terkecuali. Bahkan petugas rutan pun menangis,
mungkin sedih melihat kami,” ujar si X.
Setelah X bercerita banyak
tentang shalat Idul Fitri yang dilaksanakannya, kami kembali mendengarkan suara
merdu para tahanan yang menghibur banyak orang di rutan Soppeng ini. Meski
terlihat para narapidana sempat terharu karena kunjungan keluarga, tersirat
pula kebahagiaan masih bisa melihat keluarga mereka yang berkunjung di hari nan
fitri ini. Semoga para narapidana tersebut bisa belajar banyak tentang makna
kebersamaan keluarga.
Bagian
pertama bisa dilihat di http://rahmianarahman.blogspot.co.id/2016/07/kebahagiaan-di-hari-raya-idul-fitri.html
0 comments:
Post a Comment