Enjoying Holiday in "Ambon Manise"
Saat mendengar kata Tanah Air Beta, pikiran terasosiasi ke suatu
tempat di bagian timur Indonesia . Itulah Maluku yang merupakan salah satu dari 34 provinsi di
Indonesia dengan sebagian besar wilayah merupakan lautan.
When you hear Tanah Air Beta,
mind associates somewhere in the eastern part of Indonesia. That is
Maluku, one of 34 provinces in Indonesia with large parts of the ocean.
Ambon, ibukota Provinsi Maluku yang dikenal sebagai “Ambon Manise”
(Ambon yang indah), tempat yang saya pilih untuk menikmati liburan di bulan
Maret 2016 ini memiliki banyak pemandangan indah, tempat-tempat bersejarah dan
keanekaragaman budaya. Tidak heran jika daerah yang dulunya berkembang sejak
kejayaan perdagangan rempah-rempah, kini menjadi salah satu pilihan sebagai
tujuan wisata.
Ambon, capital of Maluku province,
known as 'Ambon Manise' (beautiful Ambon), where I choose to enjoy several days
of my holiday in March 2016. It has a lot of beautiful scenery, historic places
and cultural diversity. No wonder if the region that was growing ever since the
triumph of the spice trade, has become one choice as a tourist destination.
Beberapa hari saja tidak cukup untuk merasa puas mengeliling
“Ambon Manise”, tapi setidaknya ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi di
sana.
Several days are not enough to feel
satisfied surround "Ambon Manise", but at least there are some places
that must be visited there.
Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong)
Gong Perdamaian Dunia yang terletak di Ambon City Centre
diresmikan tahun 2009 bertujuan mengenang pecahnya konflik kemanusiaan di
Maluku pada tahun 1996-2002. Gong ini memiliki arsitektur yang filosofis,
misalnya 17 dan 8 anak tangga menuju Gong menggambarkan tanggal dan bulan
kemerdekaan Indonesia.
World Peace Gong located in Ambon
City Centre inaugurated in 2009 aims to commemorate the outbreak of humanity
conflict in Maluku in 1996-2002. The Gong has philosophical architecture, for
example, 17 and 8 stairs to Gong describe Indonesia's independence day and
month.
Benteng
Victoria (Fort Victoria)
“Lawamena Haulala” tulisan yang akan kita temukan di bagian depan
Benteng Victoria berarti “maju terus,” informasi yang saya dapatkan dari Nowen
dan Chalid, dua sahabat yang
mengantarkan saya berkeliling kota Ambon.
"Lawamena Haulala"that we
would find at the front of the Fort Victoria means "forward," the
information I got from Nowen and Chalid, two friends who drove me around the
city of Ambon.
Dari panduan wisata terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Maluku yang saya peroleh di bandara Pattimura, Benteng Victoria
merupakan cikal bakal kota Ambon yang dibangun oleh bangsa Portugis ahun 1575
sebelum diambil alih oleh Belanda tahun 1602. Sayangnya, saya hanya bisa
melihat benteng dari luar, karena tempat ini sudah menjadi tempat tinggal
pegawai dan prajurit TNI.
From travel guides published by the
Department of Culture and Tourism of Maluku, Fort Victoria was the forerunner
of Ambon city that was built by the Portuguese in 1575 before it was
taken over by the Dutch in 1602. Unfortunately, I could only see the fort from
the outside, because this place has become a place to stay for soldiers
Tugu
Pattimura (Pattimura Monument)
Pattimura Monument |
Tugu yang terletak di kawasan Pattimura Park di Jalan Slamet
Riyadi ini dibangun di tempat Kapitan Pattimura atau yang juga dikenal sebagai
Thomas Matulessy dieksekusi mati oleh Belanda. Lokasinya berdekatan dengan
Benteng Victoria.
Monument located in the area
Pattimura Park at Jalan Slamet Riyadi was built in place Kapitan Pattimura or
Thomas Matulessy executed by the Dutch. Its location is close to Fort Victoria.
at Pattimura Park |
to be continued...
0 comments:
Post a Comment