Tentang seorang pemimpin yang
memberi contoh baik pada para bawahannya
Seorang teman memulai pembicaraan
tentang seorang pimpinan yang membagi brosur di mall. Serta merta saya pun
menanggapi “menurut saya, pemimpin yang seperti itu bagus. Dia memberikan
contoh yang baik untuk para bawahannya.” Seketika itu pula, teman itu
mengiyakan pendapat saya.
Pendapat saya itu mungkin
ditentang oleh sebagian orang karena berpikir bahwa pemimpin yang ada di
tingkat yang cukup tinggi, sepertinya kurang pantas untuk melakukan pekerjaan
“bawahan” seperti itu. Tapi menurut hemat saya, justru pemimpin seperti itulah
yang disebut pemimpin. Pemimpin saya itu bukan sekadar sebagai bos dengan sifat
bossy, sekadar menyuruh tanpa kita
ketahui apa dia bisa melakukan hal yang disuruhnya atau tidak.
Pemimpin yang bagi-bagi brosur
itu menunjukkan dedikasi yang tinggi tentang mempertahankan eksistensi sebuah
kantor, tempat mengais nafkah puluhan bawahannya. Alih-alih memiliki jabatan
yang tinggi, dia tidak gengsi melakukan itu. Bahkan dengan senyum yang
mempesona. Tentu saja untuk menarik banyak pelanggan. Lagi-lagi, tentu untuk
mempertahankan eksistensi kantor yang dipimpinnya.
Sebagai pemimpin, memang sudah
menjadi tugasnya untuk mendelegasikan berbagai pekerjaan kepada para
bawahannya, tapiada kalanya dia harus turun di lapangan, merasakan pengalaman
langsung, mendapat ide strategis yang lebih apik serta menjadi contoh yang baik
untuk para bawahannya.
Pemimpin yang saya ceritakan itu
mungkin menjadi contoh dari teori yang pernah saya dapatkan saat mengikuti
Mentorship 1 tahun Jalan Pemimpin yang merupakan inisiasi para CEO terkenal dan
inspiratif di Indonesia. Teori yang saya dapatkan itu dari Hendry, CEO General
Electric Indonesia yang memaparkan bahwa pemimpin yang baik itu adalah pemimpin
yang tidak menciptakan gap yang lebar
kepada bawahannya.
Menurut saya, pemimpin yang telah
bagi-bagi brosur di mall itu adalah pemimpin yang baik. Keinginannya untuk
turut serta melakukan pekerjaan para bawahnnya menjadikannya memiliki kedekatan
emosional dengan para bawahnnya. Toh, pada akhirnya dengan kedekatan itu, para
bawahan akan segan ketika tidak melakukan pekerjaan yang diamanahkan dan
didelegasikan dari sang pemimpin baik tersebut.
Tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan #RamadhanDay8
#SIGiMenulisRamadhan
Baca tulisan SIGiers Makassar yang lain
Jabbar :
begooottt.wordpress.com
Nunu : nuralmarwah.com
Adry : bukanamnesia.blogspot.com
Amma : nurrahmahs.wordpress.com
Kyu : kyuuisme.wordpress.com
Inov : inanovita.blogspot.co.id
Indi : indritriyani.wordpress.com
Ratih : burningandloveable.blogspot.com
Anca : rancaaspar.wordpress.com
Oshin : uuswatunhasanah.tumblr.com
0 comments:
Post a Comment