Tanggal
14 Maret 2025 menjadi hari yang tak terlupakan bagi kami, tim relawan Rumah
Relawan Remaja. Setelah sukses menyelenggarakan acara Buka Puasa Bersama yang
meriah, kami dihadapkan pada kenyataan bahwa acara besar seperti ini seringkali
meninggalkan jejak sampah, terutama plastik. Kemasan terigu, detergen, dan
berbagai jenis plastik lainnya menumpuk di sudut ruangan. Namun, alih-alih
membiarkannya berakhir di tempat pembuangan akhir, kami memutuskan untuk
mengambil tanggung jawab. Kami pun menggelar kegiatan lanjutan: mengolah
plastik-plastik tersebut menjadi ecobrick. Hal ini memang sering kami memang
sering kami lakukan
Menyadari Jejak Plastik Kami
Acara Buka Puasa Bersama berlangsung dengan
lancar. Ratusan orang datang, menikmati hidangan berbuka, dan merayakan
kebersamaan di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Namun, di balik kegembiraan
itu, kami menyadari bahwa setiap acara besar selalu meninggalkan jejak sampah.
Plastik-plastik bekas kemasan makanan, minuman, dan bahan-bahan lainnya
menumpuk. Sebagai tim relawan yang peduli lingkungan, kami tidak bisa menutup
mata.
Kami pun berkumpul beberapa hari setelah
acara untuk merencanakan langkah selanjutnya. Ecobrick, bagi kami, bukan
sekadar solusi untuk mengurangi plastik, tetapi juga cara untuk mengedukasi
diri sendiri dan masyarakat tentang pentingnya mengelola plastik dengan bijak.
Mengenal Ecobrick: Solusi
Sederhana untuk Masalah Besar
Bagi yang belum familiar, ecobrick adalah
botol plastik yang diisi padat dengan plastic bekas hingga keras dan padat.
Ecobrick bisa digunakan sebagai bahan bangunan alternatif, seperti untuk
membuat furnitur, dinding, atau bahkan struktur kecil seperti taman. Konsepnya
sederhana: alih-alih membuang plastik ke tempat sampah, kita memadatkannya ke
dalam botol dan memberinya "kehidupan baru."
Hari itu, lantai pustaka dipenuhi dengan
botol plastik bekas, gunting, dan plastik yang sudah kami kumpulkan dari acara
Buka Puasa Bersama. Langkah pertama adalah memilah plastik yang sudah kami cuci
dan keringkan. Kemudian, kami mulai memotong plastik-plastik tersebut menjadi
bagian-bagian kecil. Ini adalah tahap yang membutuhkan kesabaran. Beberapa
relawan tertawa sambil bercerita.
Setelah plastik dipotong kecil-kecil, kami
mulai memasukkannya ke dalam botol. Ini adalah tahap yang paling menantang.
Kami menggunakan tongkat kayu untuk memadatkan plastik ke dalam botol. Butuh
tenaga dan konsentrasi agar botol benar-benar padat dan keras. Beberapa dari
kami bahkan sampai berkeringat! Namun, melihat botol-botol yang perlahan terisi
dan menjadi padat, rasa puas itu muncul. "Ini satu botol perlu dipadatkan
agar sesuai standar ecobrick”
Kegiatan membuat ecobrick pasca Buka Puasa
Bersama ini mengajarkan kami banyak hal. Kami belajar tentang tanggung jawab,
kerja sama, dan pentingnya peduli terhadap lingkungan. Meskipun terlihat
sederhana, ecobrick adalah bukti bahwa setiap tindakan kita, sekecil apa pun,
bisa memberikan dampak positif bagi bumi.
Catatan Penutup
Kami berharap, cerita ini bisa menginspirasi
pembaca untuk mulai peduli pada lingkungan. Mari bersama-sama mengurangi plastik dan menciptakan bumi yang lebih hijau
untuk generasi mendatang. Sampai jumpa di kegiatan ecobrick berikutnya! Kalau
mau tanya lebih boleh DM @rumahrelawanremaajofficial
0 comments:
Post a Comment