Ramadan
adalah bulan penuh berkah, di mana kita tidak hanya berpuasa untuk mendekatkan
diri kepada Sang Pencipta, tetapi juga momen tepat untuk memperbaiki diri dan
lingkungan sekitar. Salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah
dengan memilah sisa organik dan non-organik dari rumah. Kenapa ini penting?
Karena kebiasaan yang dipandang kecil bagi kebanyakan orang ini adalah hal luar
biasa yang bisa memberikan dampak besar bagi bumi kita tercinta.
Pekan lalu,
saya berkesempatan membacakan buku berjudul Cita-cita Penyelamat Bumi di
kegiatan Meuramin BUMOE Learning Community. Cerita tentang Meuramin ini sudah
saya unggah kemarin di laman Blog ini juga. Buku ini menginspirasi dengan
menceritakan berbagai jenis pekerjaan hijau yang bisa dilakukan untuk
menyelamatkan bumi. Mulai dari menjadi ahli lingkungan hingga petani organic. Tapi,
sebelum kita membayangkan anak-anak kita tumbuh dan terjun ke dunia pekerjaan
hijau, ada satu kebiasaan yang bisa dan perlu kita mulai dari sekarang: memilah
sampah organik dan non-organik.
Kenapa Harus
Memilah?
Sisa organik,
seperti sisa makanan, daun, atau kulit buah, bisa diolah menjadi kompos yang
bermanfaat untuk tanaman. Sementara sisa non-organik, seperti plastik, kertas,
atau kaleng, bisa didaur ulang menjadi barang baru. Dengan memilah, kita
mengurangi jumlah lombah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan
membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
Di bulan
Ramadan, aktivitas memasak dan konsumsi makanan biasanya meningkat. Ini adalah
kesempatan emas untuk lebih sadar akan sampah yang kita hasilkan. Daripada
membuang semua sisa makanan dan kemasan secara bersamaan, mari kita pilah!
Cara mudah
memilah adalah menyiapkan tempat berbeda untuk sisa organik dan non-organik.
Sebenarnya, kalau kita punya lahan kecil di rumah, kita tinggal simpan saja
dalam tanah. Kalau pun kita siapkan wadah khusus, agar tidak berbau bisa
dibuatkan penutup. Selain itu, pisahkan juga tempat untuk non-organik, misalnya
plastik, kertas dan kaleng.
Sebagai
contoh yang kami lakukan di rumah, plastik diolah jadi ecobrick, kertas jadi
kertas daur ulang atau diberikan pada pengepul, sedangkan kaleng dan wadah
minuman botol kami satukan untuk diberikan pada pengepul.
Hal lain
yang bis akita lakukan sebagai orang dewasa adalah mengajarkan pada anak-anak. Seperti
yang saya pelajari dari buku Cita-cita Penyelamat Bumi, mengenalkan kebiasaan
baik sejak dini sangat penting. Ajak anak-anak untuk memahami tentang cara
menjaga bumi ini, termasuk dengan memilah sisa yang sudah digunakan.
Ramadan,
Momentum untuk Perubahan
Bulan
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan baik. Selain
beribadah, mari kita juga berkomitmen untuk menjadi penyelamat bumi dimulai dari
memilah organik dan non-organik. Bayangkan jika setiap rumah tangga melakukan
ini, betapa besar dampaknya bagi lingkungan!
Jadi, yuk,
mulai hari ini, kita pilah sisa organik dan non-organik dari rumah. Tidak perlu
menunggu besok atau bulan depan. Bumi butuh aksi nyata kita, sekarang juga!
0 comments:
Post a Comment