Sunday, March 2, 2025

Mari Memilah Sisa Organik dan Non-Organik dari Rumah!

 


Ramadan adalah bulan penuh berkah, di mana kita tidak hanya berpuasa untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, tetapi juga momen tepat untuk memperbaiki diri dan lingkungan sekitar. Salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan memilah sisa organik dan non-organik dari rumah. Kenapa ini penting? Karena kebiasaan yang dipandang kecil bagi kebanyakan orang ini adalah hal luar biasa yang bisa memberikan dampak besar bagi bumi kita tercinta.

 

Pekan lalu, saya berkesempatan membacakan buku berjudul Cita-cita Penyelamat Bumi di kegiatan Meuramin BUMOE Learning Community. Cerita tentang Meuramin ini sudah saya unggah kemarin di laman Blog ini juga. Buku ini menginspirasi dengan menceritakan berbagai jenis pekerjaan hijau yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi. Mulai dari menjadi ahli lingkungan hingga petani organic. Tapi, sebelum kita membayangkan anak-anak kita tumbuh dan terjun ke dunia pekerjaan hijau, ada satu kebiasaan yang bisa dan perlu kita mulai dari sekarang: memilah sampah organik dan non-organik.

 

Kenapa Harus Memilah?

Sisa organik, seperti sisa makanan, daun, atau kulit buah, bisa diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman. Sementara sisa non-organik, seperti plastik, kertas, atau kaleng, bisa didaur ulang menjadi barang baru. Dengan memilah, kita mengurangi jumlah lombah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan.

 

Di bulan Ramadan, aktivitas memasak dan konsumsi makanan biasanya meningkat. Ini adalah kesempatan emas untuk lebih sadar akan sampah yang kita hasilkan. Daripada membuang semua sisa makanan dan kemasan secara bersamaan, mari kita pilah!

 

Cara mudah memilah adalah menyiapkan tempat berbeda untuk sisa organik dan non-organik. Sebenarnya, kalau kita punya lahan kecil di rumah, kita tinggal simpan saja dalam tanah. Kalau pun kita siapkan wadah khusus, agar tidak berbau bisa dibuatkan penutup. Selain itu, pisahkan juga tempat untuk non-organik, misalnya plastik, kertas dan kaleng.

 

Sebagai contoh yang kami lakukan di rumah, plastik diolah jadi ecobrick, kertas jadi kertas daur ulang atau diberikan pada pengepul, sedangkan kaleng dan wadah minuman botol kami satukan untuk diberikan pada pengepul.

 

Hal lain yang bis akita lakukan sebagai orang dewasa adalah mengajarkan pada anak-anak. Seperti yang saya pelajari dari buku Cita-cita Penyelamat Bumi, mengenalkan kebiasaan baik sejak dini sangat penting. Ajak anak-anak untuk memahami tentang cara menjaga bumi ini, termasuk dengan memilah sisa yang sudah digunakan.

 

Ramadan, Momentum untuk Perubahan

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk membangun kebiasaan baik. Selain beribadah, mari kita juga berkomitmen untuk menjadi penyelamat bumi dimulai dari memilah organik dan non-organik. Bayangkan jika setiap rumah tangga melakukan ini, betapa besar dampaknya bagi lingkungan!

 

Jadi, yuk, mulai hari ini, kita pilah sisa organik dan non-organik dari rumah. Tidak perlu menunggu besok atau bulan depan. Bumi butuh aksi nyata kita, sekarang juga!

 

0 comments:

Post a Comment