Sehari setelah pulang dari
Desa Lapeng, Pulo Aceh, plastik-plastik kembali terkumpul.
Tumpukan
plastik ini juga kami bawa pulang dari Pulo, karena tidak sempat kami buat
ecobrick di sana, jadilah sebagai "oleh-oleh" kembali ke daratan,
tepatnya di Peukan Bada.
Meskipun
hari Minggu, yang bagi sebagian orang waktu yang tepat untuk istirahat, tapi
badan menggerakkanku menuju pustaka. Di sana, memang sudah banyak botol
Ecobrick yang sudah kami buat selama 5 tahun ini.
Saat
sibuk dengan proses log-in di aplikasi gobrick untuk memberi penomoran pada
ecobrick yang sudah dibuat, anak kedua saya bernama Lubna (2,5 tahun) ternyata
sibuk dengan aktivitas menggunting plastik. Potongan kecil plastik itu
dimasukkan ke dalam 1 wadah. Proses ini memang sering dilakukan baik oleh saya
dan suami, pun para relawan Rumah Relawan Remaja agar postingan plastik
tersebut tidak berserakan.
Sepertinya
itulah cara Lubna, anak 2,5 tahun mengamati orang dewasa di sekitarnya, yang
berjuang mengolah plastik yang sudah dipakai agar tidak kembali mencemari bumi,
dengan membuat ecobrick.
Peukan
Bada, 23 Ramadan 1446 Hijriah
0 comments:
Post a Comment