Saturday, March 22, 2025

Tiga Pemuda, Satu Motor, dan Pelanggaran di Bulan Suci

 



Hari ke-22 Ramadan. Perjalanan pulang dari Pulo Aceh menuju Banda Aceh siang itu terasa panjang. Matahari bersinar terik, tapi suasana Ramadan seharusnya membuat jalanan lebih tenang, penuh dengan ketundukan hati. Namun, pandanganku dan suami justru tertumbuk pada pemandangan yang tidak biasa: tiga pemuda mengendarai satu motor, sambil asyik mengunyah roti.

 

Aceh, tanah Serambi Mekah, di mana Ramadan dihormati dengan khidmat. Tapi di sini, tiga pemuda ini justru melanggar dua hal sekaligus: tidak berpuasa, dan membuang sampah sembarangan.

 

"Ini Ramadan! Macam bukan di Aceh saja," tegur suamiku sambil terus berkendara di samping motor ketiga pemuda tersebut. 


Wajah mereka langsung berubah. Kaget, malu, dan salah tingkah. Salah seorang dari mereka buru-buru melemparkan bungkus roti ke jalan. Melihat itu, suaraku keluar "Sudah tidak puasa, buang sampah sembarangan lagi? Astaghfirullah.


Motor ketiga pemuda yang tidak puasa itu semakin dilaju cepat untuk menghindari kami. Sepanjang perjalanan sampai di rumah pun, aku melakukan refleksi bahwa Ramadan seharusnya menjadi bulan di mana kita lebih peka—bukan hanya pada ibadah, tapi juga pada lingkungan dan sikap kita di depan umum.

 


0 comments:

Post a Comment