Sunday, December 24, 2017

Jangan Memaknai Takdir Secara Fatalistik!

Catatan Akhir Diskusi Publik Refleksi 13 Tahun Tsunami Aceh


Sesi kedua dimulai dengan menghadirkan Dr. Didik Sugiarto, seorang pakar kebencanaan di Aceh dengan membawakan materi berjudul Aceh dan Ancaman Gempa Bumi di Masa Depan. Berikut kutipan paparan DR. Didik yang disertai dengan slide presentasi yang bisa memahamkan kita tentang penyebab tsunami.

Terjadi 2 cm per tahun laju geser yang menyebabkan Sumatra menjadi terbelah. Pada akhirnya, tsunami bisa menjadi akibat dan penyebab. Sementara di Indonesia, 80% tsunami terjadi karena gempa bumi. 
Dari sebelah laut tersimpan magnetudo besar di skala 8. Energi magnitude itulah yang harus terlepas, pelan-pelan atau pun langsung.  Sehingga Potensi tsunami itu ada, tetapi kapan dan dimana belum bisa dikaji.  Setelah mengetahui ini kita jangan menjadi orang yang memaknai takdir secara fatalistik. Harus ikhtiar lalu tawakal. 

Selain DR. Didik, Pak Nazir Naziruddin selaku Ketua FPRB Aceh juga hadir sebagai pemateri di sesi kedua. Pak Nazir memaparkan materi dengan judul Komunitas Pemuda Menjadi Agen Pengurangan Resiko Bencana. Dalam paparannya FPRB berharap komunitas yang peduli pada pengurangan bencana semakin terlibat aktif dan bersinergi.
* * *
Waktu menunjukkan 15 menit menuju jam 1 siang. Tapi pemateri masih menjawab pertanyaan di sesi akhir. Akhirnya, saya dan suami memutuskan untuk tinggalkan tempat memenuhi panggilan Allah. Seberapa besar pun usaha kita mengurangi resiko bencana, semua akan terjadi karena pertolonganNya. Jadi, ketika panggilan Allah datang, bersegeralah, sepenting apa pun pembahasan atau kerja-kerja yang kita lakukan.

Baca juga
http://rahmianarahman.blogspot.co.id/2017/12/tsunami-bukanlah-laknatullah-tapi.html
  

0 comments:

Post a Comment