Monday, August 5, 2019

Aceh Peace Camp 2019

pemberangkatan relawan menuju desa


Banyak orang yang mengaku cinta damai,. Kenyataannya, perkelahian, peperangan hingga pembantaian menjadi semakin ramai. Harmonisasi antar-manusia pun seringkali menjadi hal langka untuk ditemukan dalam tatanan kehidupan di dunia kini.

Penjajahan dan blokade puluhan tahun yang membuat kehidupan orang-orang di Palestina menjadi teraniaya, pembersihan etnis Rohingya di Myanmar yang menyebabkan banyak jiwa terenggut, lebih dari setengah populasi di Haiti hidup dengan penghasilan kurang dari USD 2 per hari hingga menjadikan penduduk negara ini banyak yang menderita kelaparan, pembunuhan sesama anggota keluarga adalah beberapa contoh hasil kehidupan anti-damai yang diciptakan oleh orang-orang yang ingin menindas.

Di satu sisi, kondisi kekinian yang terjadi menyebabkan segelintir orang menjadi lebih mengerti tentang pentingnya perdamaian untuk menciptakan kehidupan yang aman, nyaman dan penuh toleransi. Kesadaran ini tentu saja perlu ditindaklanjuti.
 

Melihat beragam fenomena disharmonisasi yang melahirkan tatanan yang tidak damai, perlu dilakukan berbagai upaya meningkatkan pemahaman anti kekerasan dan budaya damai. Selain itu, segelintir orang yang ingin melakukan perubahan sosial yang lebih baik perlu mendapatkan penguatan untuk saling berkolaborasi dan pelajaran damai di kehidupan sehari-hari.  Setidaknya, dari segelintir orang yang ingin lebih memahami perdamaian dengan merubah diri sendiri menjadi lebih baik, akan menjadi agen-agen perdamaian (agents of peace) yang selanjutnya akan menebarkan semangat perdamaian di tempat masing-masing.  Oleh karena itu, dipandang perlu adanya langkah-langkah konkrit yang terangkum dalam Aceh Peace Camp 2019 yang dilaksanakan oleh Rumah Relawan Remaja.

* * *
Selama pelaksanaan Aceh Peace Camp 2019 dengan tema Kampungku Sayang yang dilaksanakan mulai tanggal 18 Juni – 3 Agustus 2019, kita (sebagai peserta) berada dalam fase latihan untuk menghargai perbedaan, bekerjasama, hidup sederhana, peduli, berbagi dan mengembangkan solidaritas. Proses pembiasaan ini semoga lebih membuka mata, hati dan pikiran bahwa perasaan damai tidak sulit untuk ditumbuhkan. Kita hanya perlu menikmati hal-hal indah yang ada di sekitar, termasuk ketika berada di desa/kampung.

Aceh Peace Camp 2019 yang merupakan salah satu proses pendidikan perdamaian bertujuan memahamkan kita bahwa perdamaian bisa tercipta dari pribadi-pribadi yang memahami perbedaan sebagai keindahan keragaman, memaknai kesederhanaan sebagai kebahagiaan dan meleburkan diri sebagai pembelajar bersama masyarakat.

Pada akhirnya, semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang ingin melihat dunia menjadi lebih baik, dunia yang damai!



Ps : terima kasih untuk keikutsertaan dan berbagai kenangan selama kegiatan. Sampai jumpa di Peace Camp tahun depan.

0 comments:

Post a Comment