Wednesday, May 6, 2020

Saya Terkesan dengan "Kami (Bukan) Sarjana Kertas"



Ijazah, bukan jaminan apa-apa. Memang bisa bermanfaat, tapi tak selamanya kertas selembar itu menjadi penentu nasib baik. Dunia berubah, tantangan bertambah, dengkul makin goyah, ah sudahlah. Belajar teruslah biar tetap bergairah.

Salah satu kutipan dalam novel berjudul Kami (Bukan) Sarjana Kertas yang ada di halaman 233 ini menjadi salah satu kutipan yang kusuka dalam karya J.S Khairen ini, sebuah karya yang akhirnya bisa kubaca bulan ini, setahun lebih setelah novel fenomenal ini terbit.

Saat mulai membaca buku ini, saya terus penasaran mau cepat menyelesaikan. Bahkan, beberapa kali, saat membersamai anak kesayangan yang berumur 1,5 tahun, saya pun membaca novel dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Setelah 3 hari, akhirnya novel ini selesai kubaca.

Yang sudah membaca novel ini, tentu sepakat kalau didalamnya berisi cerita tentang persahabatan semasa kuliah yang membuat kita tertawa atau senyum sendiri, ya ga sih?  Selain itu, tergambarkan juga tentang dunia kerja yang professional itu tidak mengedepankan IPK. IPK sih boleh tinggi, tapi kalau tidak ada kemampuan di dunia kerja saat ini, yah ga maju-maju juga kan? Intinya, novel ini mengandung banyak pesan moral tentang kehidupan.

* * *
Secara ringkas, novel ini berisi tentang tujuh mahasiswa yang berada dalam satu kelompok di Kampug UDEL, sebuah kampus yang kalau kita cari di google, tak akan ketemu. Saat masuk di kampus ini, mereka punya alasan yang berbeda-beda.

Di hari pertama kuliah dengan alasan yang berbeda-beda itu, mereka dipertemukan dengan Ibu Lira Estrini, dosen konseling yang masih muda dan mengangetkan seisi kelas dengan membawa sekotak pizza dan koper berisi tikus. Namun, kejadian ini, justru akan menjadi pemantik bagi mahasiswa bimbingan ibu Lira dalam menggapai mimpinya.

Seperti apa proses para tokoh bertahan di kampus UDEL yang nantinya juga akan punya masalah yang kompleks? Mampukah mereka menjadi sarjana yang tidak sekadar diatas kertas?

* * *
Novel yang diterbitkan Bukune dengan sampul yang ciamik ini cocok untuk berbagai kalangan, mulai dari pelajar SMA, mahasiswa bahkan orangtua. Apalagi, pesan moral yang disampaikan akan membuat kita semakin paham tentang pendidikan dan ijazah. 

Secara personal, saya juga terkesan dengan banyak kata dalam novel ini. Banyak yang akhirnya membuat saya mengangguk karena membenarkan beberapa kejadian dalam novel keren ini. 

Sebagai penutup, saya ingin berbagi kutipan yang saya dapatkan di halaman 128.
“Jadi sarjana atau tidak, itu Cuma di atas kertas! Banyak sarjana menganggur juga. Banyak orang tak sekolah tinggi tapi sukses. Banyak sarjana begitu bekerja tak bisa apa-apa. Masuk kantor gagah, pulang-pulang gagap.Dunia professional menuntut begitu tingg. Banyak sarjana tak pandai ilmu, hanya ilmu silabus saja. Sarjana Kertas!.”



3 comments:

  1. Aku terkesan dengamkutipan novel itu. Jadi penasaran karena gayamu bercerita seolabbuku itu sedang dibacakanuntukku

    ReplyDelete
  2. hahahaha, boleh..boleh...ah jadi flashback

    ReplyDelete
  3. Buku bagus juga ini, masuk waiting list dulu, hehe

    ReplyDelete