Sunday, April 3, 2016

Menikmati Liburan Di ”Ambon Manise” (Part 1 of 6)

Enjoying Holiday in "Ambon Manise"
Saat mendengar kata Tanah Air Beta, pikiran terasosiasi ke suatu tempat di bagian timur Indonesia . Itulah Maluku yang  merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia dengan sebagian besar wilayah merupakan lautan.
When you hear  Tanah Air Beta, mind associates somewhere in the eastern part of Indonesia. That  is Maluku,  one of 34 provinces in Indonesia with large parts of the ocean.

Ambon, ibukota Provinsi Maluku yang dikenal sebagai “Ambon Manise” (Ambon yang indah), tempat yang saya pilih untuk menikmati liburan di bulan Maret 2016 ini memiliki banyak pemandangan indah, tempat-tempat bersejarah dan keanekaragaman budaya. Tidak heran jika daerah yang dulunya berkembang sejak kejayaan perdagangan rempah-rempah, kini menjadi salah satu pilihan sebagai tujuan wisata.
Ambon, capital of Maluku province, known as 'Ambon Manise' (beautiful Ambon), where I choose to enjoy several days of my holiday in March 2016. It has a lot of beautiful scenery, historic places and cultural diversity. No wonder if the region that was growing ever since the triumph of the spice trade, has become one choice as a tourist destination.

Beberapa hari saja tidak cukup untuk merasa puas mengeliling “Ambon Manise”, tapi setidaknya ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi di sana.
Several days are not enough to feel satisfied surround "Ambon Manise", but at least there are some places that must be visited there.

Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong)
Gong Perdamaian Dunia yang terletak di Ambon City Centre diresmikan tahun 2009 bertujuan mengenang pecahnya konflik kemanusiaan di Maluku pada tahun 1996-2002. Gong ini memiliki arsitektur yang filosofis, misalnya 17 dan 8 anak tangga menuju Gong menggambarkan tanggal dan bulan kemerdekaan Indonesia.
World Peace Gong located in Ambon City Centre inaugurated in 2009 aims to commemorate the outbreak of humanity conflict in Maluku in 1996-2002. The Gong has philosophical architecture, for example, 17 and 8 stairs to Gong describe Indonesia's independence day and month.

with Chalid, a friend from Mahupala UNPATTI
with  Nowen, a friend from Pattimura Diving Society

Benteng Victoria (Fort Victoria)
“Lawamena Haulala” tulisan yang akan kita temukan di bagian depan Benteng Victoria berarti “maju terus,” informasi yang saya dapatkan dari Nowen dan Chalid, dua sahabat  yang mengantarkan saya berkeliling kota Ambon.
"Lawamena Haulala"that we would find at the front of the Fort Victoria means "forward," the information I got from Nowen and Chalid, two friends who drove me around the city of Ambon.

Dari panduan wisata terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku yang saya peroleh di bandara Pattimura, Benteng Victoria merupakan cikal bakal kota Ambon yang dibangun oleh bangsa Portugis ahun 1575 sebelum diambil alih oleh Belanda tahun 1602. Sayangnya, saya hanya bisa melihat benteng dari luar, karena tempat ini sudah menjadi tempat tinggal pegawai dan prajurit TNI.
From travel guides published by the Department of Culture and Tourism of Maluku, Fort Victoria was the forerunner of Ambon city that was built by the Portuguese in 1575  before it was taken over by the Dutch in 1602. Unfortunately, I could only see the fort from the outside, because this place has become a place to stay for soldiers

Tugu Pattimura (Pattimura Monument)
Pattimura Monument
Tugu yang terletak di kawasan Pattimura Park di Jalan Slamet Riyadi ini dibangun di tempat Kapitan Pattimura atau yang juga dikenal sebagai Thomas Matulessy dieksekusi mati oleh Belanda. Lokasinya berdekatan dengan Benteng Victoria. 
Monument located in the area Pattimura Park at Jalan Slamet Riyadi was built in place Kapitan Pattimura or Thomas Matulessy executed by the Dutch. Its location is close to Fort Victoria.
at Pattimura Park
to be continued...

0 comments:

Post a Comment