Tuesday, June 7, 2016

Belajar Dari 3 Siswi SMA

Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan Bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah.

Ramadhan yang penuh suka cita ini pun menjadi momen tempat berkumpulnya keluarga. Sayangnya, terkadang ada sebagian orang yang harus rela melepaskan waktu kebersamaan itu untuk melaksanakan tugas lain.
Devi, Amel dan Nadira menikmati sahur di Asrama Bosowa School Makassar
Devi, Amel dan Nadira, 3 siswi kelas X SMA yang harus rela melepaskan kebersamaan sejenak bersama keluarga. Mereka berasal dari Papua dan melanjutkan SMA di Bosowa School Makassar. Tahun 2016 ini, untuk pertama kalinya mereka merasakan sahur dan buka puasa pertama tidak bersama keluarga mereka di Papua karena masih ada jadwal kegiatan sekolah selama Bulan Ramadhan.

“Devi, bagaimana rasanya pertama kali pisah bersama keluarga?” saya pun bertanya seusai menikmati sahur bersama.
“Lain-lain ma’amtapi mau diapa, ka mauki sekolah,” jawabnya dengan senyum.
* * *
Seiring waktu, Devi, Amel dan Nadira akan semakin berani melakoni kebersamaan yang berjalan tanpa kontak mata yang rutin. Masa bermanja-manja berangsur-angsur sirna, selaksa tanggung jawab nampaknya siap mereka laksanakan. Mereka pun akan terus belajar menggunakan waktu dengan bijak sebagai sebuah kunci kesuksesan. Mereka akan terus berjuang karena perjuangan mereka untuk belajar di Kota Makassar adalah bagian dari pelajaran kehidupan.
Keep going. Each step may get harder, but don’t stop. The view is beautiful at the top”

Di usia mereka yang masih remaja, mereka pun sudah paham tentang sepi yang muncul menggerogoti karena ternyata kebersamaan dengan keluarga di bulan Ramadhan adalah candu. Meski lewat bergulirnya waktu, kesibukan yang menghadirkan penat dan candu itu berangsur-angsur menemukan penawarnya, kebersamaan itu tetap butuh bertemu untuk membiarkan mereka bercerita tentang berbagai hal.
* * *
Dari Devi, Amel dan Nadira, saya pun belajar tentang kemandirian yang tertanam sejak dini untuk belajar menentukan arah hidup dan menemukan maknanya. Meski hidup, tidak hanya soal mengejar cita-cita dan rasa puas, keduanya harus terus dikejar untuk membanggakan kedua orang tua.

Tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan #RamadhanDay1 #SIGiMenulisRamadhan
Baca tulisan teman yang lain
Adry    : bukanamnesia.blogspot.com
Amma : nurrahmahs.wordpress.com
Kyu     : kyuuisme.wordpress.com
Inov    : inanovita.blogspot.co.id
Indi     : indritriyani.wordpress.com

0 comments:

Post a Comment