Tuesday, June 14, 2016

Pemimpin Bagi Brosur Di Mall


Tentang seorang pemimpin yang memberi contoh baik pada para bawahannya

Seorang teman memulai pembicaraan tentang seorang pimpinan yang membagi brosur di mall. Serta merta saya pun menanggapi “menurut saya, pemimpin yang seperti itu bagus. Dia memberikan contoh yang baik untuk para bawahannya.” Seketika itu pula, teman itu mengiyakan pendapat saya.

Pendapat saya itu mungkin ditentang oleh sebagian orang karena berpikir bahwa pemimpin yang ada di tingkat yang cukup tinggi, sepertinya kurang pantas untuk melakukan pekerjaan “bawahan” seperti itu. Tapi menurut hemat saya, justru pemimpin seperti itulah yang disebut pemimpin. Pemimpin saya itu bukan sekadar sebagai bos dengan sifat bossy, sekadar menyuruh tanpa kita ketahui apa dia bisa melakukan hal yang disuruhnya atau tidak.

Pemimpin yang bagi-bagi brosur itu menunjukkan dedikasi yang tinggi tentang mempertahankan eksistensi sebuah kantor, tempat mengais nafkah puluhan bawahannya. Alih-alih memiliki jabatan yang tinggi, dia tidak gengsi melakukan itu. Bahkan dengan senyum yang mempesona. Tentu saja untuk menarik banyak pelanggan. Lagi-lagi, tentu untuk mempertahankan eksistensi kantor yang dipimpinnya.

Sebagai pemimpin, memang sudah menjadi tugasnya untuk mendelegasikan berbagai pekerjaan kepada para bawahannya, tapiada kalanya dia harus turun di lapangan, merasakan pengalaman langsung, mendapat ide strategis yang lebih apik serta menjadi contoh yang baik untuk para bawahannya.

Pemimpin yang saya ceritakan itu mungkin menjadi contoh dari teori yang pernah saya dapatkan saat mengikuti Mentorship 1 tahun Jalan Pemimpin yang merupakan inisiasi para CEO terkenal dan inspiratif di Indonesia. Teori yang saya dapatkan itu dari Hendry, CEO General Electric Indonesia yang memaparkan bahwa pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang tidak menciptakan gap yang lebar kepada bawahannya.

Menurut saya, pemimpin yang telah bagi-bagi brosur di mall itu adalah pemimpin yang baik. Keinginannya untuk turut serta melakukan pekerjaan para bawahnnya menjadikannya memiliki kedekatan emosional dengan para bawahnnya. Toh, pada akhirnya dengan kedekatan itu, para bawahan akan segan ketika tidak melakukan pekerjaan yang diamanahkan dan didelegasikan dari sang pemimpin baik tersebut.

Tulisan ini diikutsertakan dalam tantangan #RamadhanDay8 #SIGiMenulisRamadhan
Baca tulisan SIGiers Makassar yang lain
Jabbar : begooottt.wordpress.com
Nunu   : nuralmarwah.com
Adry    : bukanamnesia.blogspot.com
Amma : nurrahmahs.wordpress.com
Kyu     : kyuuisme.wordpress.com
Inov    : inanovita.blogspot.co.id
Indi     : indritriyani.wordpress.com
Ratih   : burningandloveable.blogspot.com
Anca    : rancaaspar.wordpress.com
Oshin  : uuswatunhasanah.tumblr.com

0 comments:

Post a Comment